Peran UMKM tetap Heroik Meski di Masa Pelik Diuji Pandemik
Cilacap; Meski diuji serangan pandemi Covid-19, UMKM kita rupanya terus tampil heroik. Menjadi tumpuan PDB negara 60 persen dan mampu menyerap 97 persen lapangan kerja alias 137 juta jiwa. Dan ternyata, UMKM yang terus go digital dan bermigrasi ke berbagai e-commerce Indonesia, menempati rangking satu tertinggi pertumbuhan e-commerce-nya dibanding 10 negara lain.
”Kita meroket e-commerce-nya, melebihi Vietnam, Filipina, India, Uni Emirat, bahkan Tiongkok dan Israel. Ini jelas membanggakan, saatnya Indonesia semakin juara,” ujar Muh Dzaky Riana, founder Istanesia.id, saat tampil sebagai pembicara dalam webinar literasi digital Indonesia Makin Cakap digital untuk warga Kabupaten Cilacap, 1 Juli 2021.
Tak hanya juara pertumbuhan e-commerce digitalnya. Omzet transaksi e-commerce di Indonesia selama pandemi 2020/2021, menurut data Analitic Digital Advertising 2020/2021 yang dikutip Dzaky, juga naik 400 persen.
Albertus Indratno, founder dan CEO Namaste.id, ikut menimpali. Menurut Albert, data yang tadi disampaikan jelas membuktikan, meskipun pandemi masyarakat digital Indonesia sadar besarnya peluang usaha dengan potensi 202 juta netizen kita, yang menghabiskan waktu 8,5 jam sehari di internet. ”Produk yang unik dan harga yang menarik menjadi incaran belanja mereka, ini yang mesti direbut,” kata Albert.
Persaingan dengan barang impor memang tak terhindari. Kita mesti melawan secara sehat dan bijak, misalnya dengan dimaksimalkannya promosi online. Tingkatkan kualitas dan kapasitas, juga kolaborasi dengan investor adalah tipsnya.
”Kementerian Koperasi dan UMKM di bawah Pak Teten Masduki sudah janji membantu dalam soal izin dan mencarikan mitra kolaboratif yang bakal mensupport dana dengan bagi hasil yang tak membebani. Semangatnya maju bersama. BUMN juga digenjot menggelontorkan modal untuk membangkitkan UMKM kita,” kata Albert.
Dzaky dan Albert tampil mengupas tuntas diskusi bertopik seru ”Mendorong Tumbuhnya UMKM di Era Digital” yang diikuti ratusan warga Cilacap secara daring. Dipandu moderator Tommy Rumahorbo dan Ade Wahyu, content creator sebagai key opinion leader, hadir pula dua pembicara lain: Dinar Yuhananto, seorang digital marketer; dan, Fira Kumala Sari, CEO Pharsa.
Dalam menangani pengembangan dan dukungan bantuan modal di mata pemerintah, menurut Fira Kumala Sari, UMKM dibedakan dari empat kategori permodalan, jumlah karyawan, dan omzet tahunannya. Keterlibatan dan peran pemerintah tentu akan berbeda dalam membantunya.
Pertama, UMKM Mikro yang masih berkaryawan 4 orang dengan modal maksimal Rp 50 juta dan omzet maksimal 300 juta. Kedua, UMKM Kecil yang modalnya s.d. Rp 500 juta dan menampung sampai 19 karyawan, serta bisa meraih omzet sampai Rp 2,5 miliar. Ketiga, UMKM menengah yang bisa menampung 99 karyawan dan modalnya sampai Rp 10 miliar dan omzetnya setahun sampai Rp 50 miliar, dan UMKM besar yang mampu menampung lebih dari 100 karyawan dan bermodal lebih dari Rp 10 miliar dengan omzet bisa mencapai lebih dari Rp 50 miliar setahun.
”Keempat bagian mestinya ke depan saling bersinergi untuk sama sama membanjiri pasar e-commerce Indonesia bersaing dengan produk Impor secara sehat,” tutur Fira Yakin.
Caranya? Buat produk unik, menarik dan digenjot dengan promosi online. Yang membuatnya menarik tentu kemasannya yang makin modern, sehingga bisa di-delivery ke seluruh dunia menjadikan UMKM makin kokoh sebagai tulang punggung perekonomian nasional di era pandemi. ”UMKM maju dan berkembang niscaya ekonomi Indonesia makin nyata bertumbuh dan meroket. Go digital merupakan solusi cerdasnya. Ini bukti nyata bahwa UMKM kita tetap bisa tampil heroik meski di masa pelik diuji pandemik,” pungkas Fira Kumalasari. (*)
Post a Comment