News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Pendidikan Politik Lebih Efisien Gunakan Media Sosial

Pendidikan Politik Lebih Efisien Gunakan Media Sosial






Surakarta – Salah satu kunci sukses penyelenggaraan pemilu adalah pendidikan politik bagi pemilih. Dengan menggunakan sarana internet dan media sosial, kemungkinan hasilnya lebih efektif dan efisien karena tidak terbatas oleh ruang dan waktu.

“Pendidikan pemilih menggunakan internet dan media sosial dapat berlangsung secara intensif, interaktif dan personal,” ungkap Nurul Sutarti, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Surakarta, saat menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kota Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (29/9/2021).

Menurut dia, pendidikan pemilih adalah proses penyampaian informasi kepada pemilih untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran pemilih tentang pemilu.

Diakui, besarnya jumlah penduduk Indonesia pengguna internet yang mencapai 132,7 juta atau 51,7 persen dari total populasi di negeri ini, merupakan fakta yang tidak bisa dibantah.

Sedangkan generasi milenial merupakan kelompok usia yang paling banyak mengakses internet dan media sosial, sementara penduduk yang berstatus sebagai pemilih sebagian besar generasi milenial.

Narasumber lainnya pada webinar bertema ”Generasi Milenial menjadi Pemilih Cerdas dalam Menangkal Berita Bohong” kali ini, Dwi Anggara selaku Ketua LAKPESDAM NU Surakarta, menyampaikan pola interaksi masyarakat digital sangat dipengaruhi oleh perangkat teknologi informasi.

Menurut dia, peneliti politik LIPI, Sarah Nuraini Siregar, pernah menyatakan berdasarkan hasil survei lembaganya terdapat sekitar 35 persen sampai 40 persen pemilih pada pemilu 2019 didominasi generasi milenial.

Dari penelitian Kaspersky baru-baru ini, mayoritas (76 persen) pengguna di Asia Tenggara mendapatkan update berita dari platform seperti Facebook, Twitter, Instagram dan lainnya.

Dwi Anggara menjelaskan, perilaku politik generasi milenial tidak lepas dari isu (issue-driven). Apa saja yang sedang viral di internet bisa dijadikan isu  pembahasan bagi generasi milenial.

Harapannya, generasi milenial yang sangat aktif di media sosial bisa ikut berkontribusi dalam proses politik. Bentuk partisipasinya beragam, seperti mengajukan petisi, mengumpulkan atau memberikan donasi maupun bergabung dengan forum diskusi.

Namun perlu diingat, lanjut dia, karena generasi digital cenderung individualis kuat meski mereka sering menunjukkan kepedulian kepada masyarakat melalui media digital namun sejatinya mereka rentan dirasuki logika individualisme.

Dipandu moderator Mafin Rizqi, webinar juga menghadirkan narasumber Septyanto Galan Prakoso (Dosen HI UNS), Razi Sabardi (Pengamat Kebijakan Publik Digital), Gibran Rakabuming Raka (Walikota Kota Surakarta) sebagai Keynote Speech, Ganjar Pranowo (Gubernur Provinsi Jawa Tengah) sebagai Keynote Speech dan Riska Yuvista (Miss Halal Tourism Indonesia 2018) sebagai Key Opinion Leader. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment