Mewujudkan Desa Wisata dengan Tranformasi Digital
Pemalang – Pandemi covid-19 tidak hanya membuat manusia beradaptasi dengan sejumlah perubahan yang mengarah ke dunia digital. Melainkan juga sejumlah institusi baik secara administrasi maupun kebijakan juga mengarah kepada perubahan tersebut. Salah satunya sektor pariwisata yang akan diterapkan pada desa wisata. Peluang perubahan inilah yang menjadi topik pembicaraan dalam webinar literasi digital yang digelar Kementerian Kominfo untuk warga kabupaten Pemalang pada 13 Agustus 2021.
Mansur Hidayat, Wakil Bupati Pemalang mengajukan perubahan adaptasi dalam dunia digital, terutama di pariwisata harus serta merta dibarengi tranformasi skala besar. Baginya pandemi telah memberi peluang peralihan wahana tersebut. Menurutnya dalam membentuk itu semua yang harus dilakukan dengan menerapkan terlebih dahulu budaya digital kepada masyarakat yang menjadi pelaku maupun sasaran pariwisata nantinya.
"Budaya digital merupakan prasyarat dalam melakukan Transformasi Digital karena penerapan budaya digital lebih kepada mengubah pola pikir (mindset) agar dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital. Budaya digital ini bisa dilakukan masyarakat untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mempermudah saat berkomunikasi, saat berbelanja, saat berbisnis untuk meningkatkan perekonomian dan lain-lain," ujarnya.
Di lain sisi, dalam persiapan itu, Wakil Bupati Pemalang juga menyoroti sejumlah elemen yang harus disiapkan semaksimal mungkin dalam mengosongkan perubahan. Keberadaan sumber daya manusia (SDM), wilayah, data dan informasi, platform digital dan pendampingan menjadi hal yang disoroti orang nomor dua di Pemalang tersebut.
Pasalnya ia menjelaskan bahwa potensi Desa Wisata Kabupaten Pemalang terbilang melimpah. Terhitung ada total 27 Desa yang tersebar di 8 kecamatan yang siap untuk diberdayakan menjadi tempat wisata yang ada. Sedangkan destinasi wisata juga terbilang tidak sedikit. Mulai Pantai, Agrowisata, Wisata Edukasi sampai dengan kategori wisata budaya.
"Program unggulan kami sekaligus sebagai pilar pertumbuhan guna mewujudkan kemandirian ekonomi yang berbasis pada potensi lokal tersebut adalah: DEWI ( Desa Wisata ), DEDI ( Desa Digital ), DESI ( Desa Sinergi ), KOIN ( Kota Industri )," jelasnya.
Sedangkan disisi lain, dalam membentuk desa wisata digital yang notabene baru tersebut, menurut Jota Eko Hapsoro sebagai Founder dan CEO Jogjania.com mengatakan banyak yang harus diperhatikan. Terutama dalam kemungkinan atau potensi kejahatan yang berkembang nantinya. Mulai banyaknya akun palsu hingga penipuan yang dapat menyedot uang calon pengunjung nantinya.
"Waspada terhadap penipuan online ketika melakukan transaksi digital, banyak akun palsu yang digunakan untuk melakukan penipuan online. Lakukan "Review dan Rating Palsu". Ini bertujuan untuk mengetahui kita mendapatkan nilai positif ataupun sebaliknya memberikan penilaian yang negatif," ucapnya.
Pembangun Desa Digital selain sebagai tempat wisata dan menambah pendapatan daerah, desa juga diperankan sebagai digital creative center. Dalam hal ini meliputi desa sebagai pusat literasi, pusat kreativitas warga desa, sarana marketing, dan tentu saja sebagian alternatif pendapatan desa.
Acara dipandu moderator Bunga Cinka (TV journalist) ini juga dihadiri narasumber Misbachul Munir (Enterpreneur dan Fasilitator UMKM Desa), Muhammad Ahmadi (CEO Jaring Pasar Nasional), dan Sruti Respati (seniman) sebagai key opinion leader. (*)
Post a Comment