News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Menjaga Privasi, Tidak Asal Curhat di Medsos

Menjaga Privasi, Tidak Asal Curhat di Medsos





Kendal – Tema diskusi “Menjadi Masyarakat Digital yang Terampil” dibahas dalam webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI untuk masyarakat Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Kamis (28/10/2021). Melalui gerakan Literasi Digital: Indonesia Makin Cakap Digital  ini masyarakat diajak untuk meningkatkan kecakapan literasi digital meliputi digital ethics, digital culture, digital skills, digital safety, serta bagaimana mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi secara tepat guna.

Diskusi dipandu oleh Bunga Cinka (entertainer) dengan menghadirkan empat narasumber: Jeffry Yohanes Fransisco (Ceo JF Autowear), Ragil Triatmojo (SEO Specialist), Albertus Indratno (founder Namaste.id), Rostya Septiani Putri (mahasiswa master NTNU Norwegia), serta Sri Rezeki (Duta Wisata Jateng 2019) sebagai key opinion leader. 
Yohanes Fransisco mengawali diskusi dengan mengajak masyarakat untuk lebih meningkatkan kesadaran keamanan bermedia digital. Setiap pengguna harus terampil mengamankan data pribadi dan privasi pribadi, sebab 98 persen serangan siber itu merupakan rekayasa sosial. Artinya kejahatan terjadi karena perilaku pengguna internet. 
Kejahatan yang dilakukan dari rekayasa sosial atau social engineering attack ini dilakukan dengan berbekal jejak digital pengguna internet, memanfaatkan kondisi psikologis yang rentan untuk pengelabuan. Memanfaatkan saluran jejaring sosial, dan melakukan deface atau membuat tautan yang tampilan situsnya mirip dengan situs asli. 
“Maka dari itu jangan coba-coba membagikan informasi pribadi seperti identitas kependudukan, data finansial, juga pin dan password ke ruang digital atau memberikannya kepada orang tak dikenal. Jangan mudah tergiur pada pesan berhadiah dan asal klik tautan yang diterima. Dan peting untuk tidak mudah percaya dengan informasi di internet, melainkan cek dan verifikasi dulu,” jelas Yohanes Fransisco kepada 700-an peserta webinar. 
Biasakan berinternet dengan aman. Akses ke situs terpercaya, tidak mengakses website judi, konten dewasa, atau menggunakan software bajakan. Hal tersebut dapat berisiko terserang ancaman malware. 
“Amankan perangkat digital dengan memasang antivirus dan selalu melakukan pembaruan, aktifkan keamanan perangkat dua langkah sebagai pengamanan ganda selain password,” imbuhnya.
Rostya Septiani Putri menambahkan, sebagai netizen yang cerdas perlu melakukan refleksi diri atas segala kegiatan berinternet yang sudah dilakukan. Apakah sebagai warganet kita suka membagikan konten viral, aktif beropini, selalu membagikan kegiatan sehari-hari di medsos, penasaran dengan link yang dibagikan, atau hanya menjadi penonton di medsos.
Setelah itu tanyakan kepada diri sendiri, apakah ketika membagi informasi itu mengandung kebenaran, ada data pribadi yang ikut tersebar. Apakah kalimat yang digunakan berpotensi merugikan atau melukai orang lain, apakah yakin tidak melanggar hak cipta, dan apakah mampu mempertanggungjawabkan semua yang telah dilakukan di internet. 
“Dari refleksi tersebut kita sadari bahwa dalam segala aktivitas digital itu ada batasan tertentu yang harus dijaga. Ada privasi yang yang tidak boleh diekspos, dan ada hak digital orang lain yang harus dihormati,” ujar Rostya. 
Etika-etika sederhana yang kerap dilupakan oleh pengguna internet itu adalah sembarangan memotret atau merekam, padahal batasan privasi setiap orang itu berbeda-beda. Membagikan kontak orang lain tanpa minta izin juga seolah menjadi budaya yang tanpa disadari telah melanggar privasi orang lain.
Lalu kebiasaan selalu curhat di media sosial, jika itu hal positif dan bermanfaat maka curhat atau bercerita di ruang digital itu sangat boleh dilakukan. Tapi ketika itu sudah mengarah pada pelampiasan emosi, maka sebaiknya dipikir ulang terlebih dahulu sebelum menyesal. 
“Hal yang sama juga harusnya dilakukan ketika akan membagikan informasi. Pastikan sumber informasi itu kredibel, verifikasi kebenaran data dan faktanya. Jika memuat berita kebohongan, memuat konten kekerasan, konten ilegal lebih baik tidak disebarkan. Tetapi sebarkan informasi ketika yakin informasi itu benar dan valid serta bermanfaat bagi orang yang membacanya,” tutupnya. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment