News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Mengikis Dampak Buruk Media Digital di Dunia Pendidikan

Mengikis Dampak Buruk Media Digital di Dunia Pendidikan




BANYUMAS : Di era globalisasi, kemajuan teknologi berkembang pesat dan sulit dihindari, literasi digital menjadi kebutuhan yang sangat penting dan mendesak untuk dilaksanakan. Literasi digital membantu siswa untuk pemanfaatan teknologi dan media digital dengan benar dan bermanfaat.

"Karena kemajuan teknologi yang tidak diimbangi dengan kecerdasan dalam menggunakan teknologi yang semakin canggih akan memberikan dampak buruk bagi kemajuan peradaban, termasuk di dunia pendidikan," ujar Edi Sungkowo, Kasi Pendidikan Madrasah Kankemenag Kab. Banyumas saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema "Adaptasi Empat Pilar Literasi Digital untuk Siswa" yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (22/9/2021).

Edi mengatakan penerapan literasi digital diharapkan mampu membentuk siswa yang berkualitas dan bermanfaat bagi lingkungan masyarakat. "Dimensi literasi digital meliputi alat dan sistem, informasi, berbagi, kreasi, konteks sejarah serta budaya. Perubahan zaman yang sedemikian dinamis dalam proses perkembanganya yang sangat cepat hanya dapat diikuti dengan penguasaan literasi digital," tegasnya lagi.

Literasi digital, kata Edi merupakan pengetahuan dan kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi, jaringan internet dan lainnya. Empat pilar literasi digital adalah digital culture (budaya digital), digital safety (keamanan digital), digital ethics (etika digital), dan digital skill (keterampilan digital). 

Peran literasi digital terhadap siswa antara lain menciptakan ketertarikan siswa dan membangun kreativitas siswa dalam proses pembelajaran seperti ide dan gagasan.

"Fungsi literasi digital bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan siswa, materi pembelajaran lebih mudah di akses, dan sharing atau berbagi materi," tuturnya.

Hanya saja, lanjut Edi, ada pula sisi kelemahan literasi digital terhadap siswa. Seperti ketergantungan dengan internet, mengurangi silaturahmi antara sesama, berfikir pendek dan bertahan berkonsentrasi dalam waktu yang singkat dan dapat mengakses apa saja terkadang melenceng dan membuat peluang masuknya hal yang berbau negatif.

"Siswa juga bisa menjadi malas dalam membaca buku," terangnya.

Narasumber lain webinar ini, Siti Mutmainah, selaku Kepala Seksi Tenaga Kependidikan Kemenag Jateng mengatakan ada beragam persoalan yang perlu diwaspadai terkait dampak teknologi digital.

"Misalnya bisa mengganggu kesehatan karena anak terus menerus melakukan aktivitas dengan media digital apalagi hingga larut malam, selain akan mengganggu kesehatan mata, berat badan bisa saja naik (obesitas)" kata Mutmainah.

Peserta didik juga bisa terdorong menjadi individualistis jika seseorang terlalu menikmati media digital.

"Sifat individualis lambat laun akan muncul, karena lebih menikmati keberadaannya sendiri. Mereka bisa acuh dan terlebih dapat menjadikan lemah dalam empati, dan bersimpati terhadap keadaan sekelilingnya karena perhatiannya akan selalu tertuju pada layar smartphonenya," urainya.

Webinar ini juga menghadirkan narasumber Nuzran Joher, anggota Komisi Ketatanegaraan MPR RI 2019-2024, pendiri dan pengasuh Pure Cosciousness Indonesia Bang Aswar serta dimoderatori Mafin Rizki juga Shintia Karani selaku key opinion leader. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment