News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Menghayati dan Menerapkan Toleransi Secara Benar di Ruang Digital

Menghayati dan Menerapkan Toleransi Secara Benar di Ruang Digital





REMBANG: Penulis dan budayawan Muhammad Jadul Maula menuturkan isu keberagaman di ruang digital tak bisa dimungkiri menjadi satu hal yang perlu jadi perhatian saat ini.

Menghadapi keberagaman itu jelas dibutuhkan sikap toleransi sebagai upaya menghargai dan menghormati perbedaan, memberikan kasih, berbagi kebaikan dan memuliakan orang lain tanpa melihat perbedaan suku, ras, agama, dan antar-golongan.

"Namun toleransi perlu dipahami dulu apa maksud yang sebenarnya karena toleransi itu sebenarnya berasal dari bahasa latin tolerantia yang berarti kelonggaran, kelembutan hati, keringanan, dan kesabaran" kata Jadul saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema "Media Sosial sebagai Sarana Siswa dalam Meningkatkan Toleransi dan Demokrasi" yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Rembang Jawa Tengah, Rabu (13/10/2021).

Dalam webinar yang diikuti hampir 200 lebih peserta itu, Jadul merunut bahwa dalam bahasa Arab, toleransi disejajarkan dengan kata samahah yang berarti keluhuran budi dan kedermawanan 

"Jadi toleransi sebenarnya tidak bermakna pembiaran karena ketidaktahuan atau sikap masa bodoh, tetapi sikap yang berangkat dari kelonggaran atau kelembutan hati, kesabaran, keluhuran budi dan kedermawanan untuk memberikan ruang dan kesempatan kepada hal yang berbeda untuk berkembang mencapai tujuan kebaikan bersama, sejalan dengan norma-norma yang berlaku," kata dia.

Jadul mengatakan toleransi yang benar itu yang menumbuhkan persaudaraan misalnya toleransi antar sesama umat beragama, toleransi antar sesama warga negara, dan toleransi antar sesama manusia.

"Toleransi dan demokrasi baik dunia nyata atau maya sama, mengandalkan sikap-sikap yang positif meliputi sikap moderat, sikap seimbang, sikap adil, dan sikap terbuka," tegasnya.

Jadul mengatakan kita sekarang menghadapi tantangan dunia digital baik positif dan negatif. Tantangan dunia digital secara positif itu ruang di mana semua orang bisa bertukar informasi dan berkomunikasi dengan cepat dan dekat walaupun secara geografis berjauhan sehingga terjadi pertemuan yang bermanfaat antar berbagai pandangan dunia pemikiran produk dan aspek-aspek kebudayaan lainnya. Semuanya dimungkinkan karena adanya kemajuan infrastruktur telekomunikasi internet dan transportasi.

Sementara dampak negatif dunia digital bahwa dunia virtual, rekaan, yang sering menjadi alat untuk menyebarkan informasi palsu atau menyesatkan untuk tujuan kepentingan sepihak. 
"Dan merugikan pihak lain baik secara personal sosial budaya, ekonomi, dan politik seperti cybercrime, kampanye hitam, diskriminasi, adu domba, penghancuran karakter sampai bullying," kata dia.

Jadul menambahkan, urgensi toleransi dan demokrasi bahwa tanpa pengamalan toleransi dan demokrasi yang benar, maka dunia digital akan menjadi ruang yang membahayakan bagi pribadi masyarakat dan bangsa.

Narasumber lain webinar itu Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jakarta Aminah Swarnawati mengatakan bahwa manfaat toleransi itu ada banyak ketika kita terapkan di ruang digital.

"Antara lain kita bisa menerima nilai-nilai orang lain yang berbeda latar belakang suku budaya agama golongan profesi, kita juga bisa menguatkan tali persaudaraan, dan bisa menimbulkan dan menguatkan rasa nasionalisme," kata dia. 

Toleransi juga melancarkan pembangunan negara, menciptakan keharmonisan dan kedamaian, juga meningkatkan kekuatan Iman.

"Maka kita perlu menerapkan berbagai jenis toleransi seperti toleransi beragama, toleransi berpolitik, maupun toleransi berbudaya," kata dia.

Webinar itu juga menghadirkan narasumber Kamilia Hamidah (dosen IPMAFA Pati), Meidine Primalia (praktisi pendidikan) serta dimoderatori Kneysa Sastrawidjaya, serta Oka Fahreza selaku key opinion leader. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment