Manfaatkan Digital Untuk Jadi Penguasaha Muda? Ini yang perlu Diperhatikan
Karanganyar - Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini sangat mendorong kaum muda untuk lebih kreatif dan inovatif di bidang entrepreneurship. Dewasa ini, menurut hasil survey sosial networking pengguna internet di Indonesia sebagian besar digunakan untuk kegiatan shoping online atau sebanyak 73,58 persen.
Generasi muda merupakan penerus bangsa yang harus kreatif dan inovatif dalam bermasyarakat dan ikut serta dalam industri pasar global. Pesatnya kemajuan teknologi di segala bidang juga mendorong kemajuan teknologi di bidang pemasaran. Penggunaan media konvensional sebagai media promosi kini mulai bergeser ke media digital.
Perpaduan antara faktor-faktor sosial manusia, psikologis, atau faktor-faktor lain dengan faktor teknologi telah menghasilkan suatu media pemasaran yang interaktif sehingga dapat menghasilkan media yang mempunyai interaksi antara produsen, konsumen, dan pasar.
Media tersebut adalah media digital, atau dalam dunia pemasaran disebut dengan digital marketing. Perubahan teknologi akan berubah dari offline menjadi online, dari involuntary menjadi voluntary. Pelanggan akan secara sukarela mencari informasi tentang produk atau jasa yang dibutuhkan. Mereka bisa memproses informasi sesuai dengan ketertarikannya. Lebih interaktif karena konsumen memiliki keterlibatan tinggi terhadap produk atau jasa.
Dosen Ilmu Komunikasi UMY, Taufiqur Rahman mengatakan dalam memakai teknologi, pengguna harus memahami mengenai pentingnya jejak digital. Yakni setiap aktivitas yang dilakukan oleh seorang pengguna dengan bantuan perangkat digital yang terkoneksi dengan layanan internet baik itu yang bersifat pasif maupun aktif.
Adapun untuk jejak digital pasif adalah jejak pengguna yang ditinggalkan saat berselancar di internet, sedangkan jejak aktif merupakan jejak penguna saat mengunggah atau menambahkan konten di ruang siber.
Pengguna harus bisa mengelola identitas digitalnya, yakni memiliki kemampuan untuk memahami prinsip jejak digital dan konsekuensinya dalam kehidupan nyata, untuk mengelola dengan bertanggung jawab dan serta aktif membentuk reputasi digital yang positif.
“Miliki, bentuk dan Kelola dengan baik identitas digitalmu,” katanya dalam webinar literasi digital dengan tema ”Membangun Etos Wirausaha Muda Cakap Digital, yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo bagi warga Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, pada Jumat (27/8/2021).
Dengan mempunyai identitas digital yang positif, maka akan memberikan nilai yang lebih ketika pengguna menjadi warga digital yang kompetitif. Yakni warga digital yang mampu menumbuhkan kewirausahaan, kepakaran dan berdampak sosial.
Narasumber lain, Penulis & Kolomnis, Iqbal Aji Daryono mengatakan dalam memanfaat ruang digital seperti media sosial untuk digunakan sebagai tempat usaha misal berjualan, pengguna harus menyadari bahwa itu sudah masuk dalam ruang publik.
Untuk itu, dalam memakai media sosial supaya pengguna tidak membuat suatu obrolan negatif seperti SARA. Sebab di ruang publik semua bisa melihatnya. Menurutnya hal itu merupakan etika dalam berwirausaha.
Ia memberikan contoh, seperti yang dialami beberapa kawannya yang berjualan di media sosial maupun marketplace. Temannya tersebut berbincang membicarakan sikap pelanggannya yang tuntutannya banyak. “Saya tekankan jangan ngrasani (membicarakan) pelanggan, atau peserta kelas. Sebab orang lain atau pengguna lain bisa tahu. Nanti reputasinya bisa jelek,” ujarnya.
Selain itu, pelaku wirausaha yang memanfaatkan media sosial juga harus bersifat implusif. ”Kalau ada orang kepengen (tertarik) jangan biarkan terlalu lama menunggu. Admin jualan buku saya di media sosial, saya tekankan supaya tidak boleh membuat pembeli menungu. Layani dengan cepat,” ucapnya.
Diskusi virtual yang dipandu oleh moderator Anneke Liu itu, juga menampilkan narasumber A. Firmannamal (Praktisi Kehumasan, kementerian Sekretariat Negara RI), Sarwanto (Ketua DPD LDII Karanganyar), dan Astira Vern selaku key opinion leader. (*)
Post a Comment