News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Konten milenial yang pancasilais di media sosial

Konten milenial yang pancasilais di media sosial




Batang: Digital culture bermakna memiliki kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila, dan Bhinneka Tunggaql Ika dalam kehidupan sehari-hari.
Staf pengajar IAIN Salatiga Abdil Latif mencoba membingkai pendapatnya tentang milenial dan nilai-nilai pancasila di media sosial pada acara webinar literasi digital bertema ”Konten Milenial yang Pancasilais di Media Sosial” yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo bagi masyarakat Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Senin (5/7/2021).
Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam bermedia sosial, kata Latif, berarti tidak berhak menghina agama lain yang bukan agama sendiri,  berlaku adil pada sesama, saling menghormati budaya lain dan membanggakan satu sama lain, menghargai perbedaan pendapat, menghormati hak orang lain dan menghargai hasil karya orang lain.
Namun, lanjut Latif, faktanya media digital khususnya media sosial kita mempunyai problem diantaranya: popularitas semu, deindividuasi, menyebar kebencian dan atau berita bohong, serta postingan merugikan.
Kemudain Latif mencontohkan banyaknya pesohor yang memiliki banyak pengikut (follower), meskipun aktivitasnya di media sosial tak mencerminkan perilaku pancasilais.
”Sebaliknya mereka seringkali mengumbar kata-kata tak pantas sambil memamerkan harta kekayaannya. Anehnya, justru perilaku yang seperti itu banyak digandrungi kaum milenial saat ini,” kata Latif.
Moderator Fernand Tampubolon, Yoshe Angela (Social Media Communication PT Cipta Manusia Indonesia), Razi Sabardi (Pengamat Kebijakan Publik Digital), Antovany Reza Pahlevi (Founder Pantoera.id), Abdul Latif (dosen IAIN Salatiga), dan DJ Devina selaku key opinion leader.

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment