News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Karakter Publik Digital Serba Bergegas

Karakter Publik Digital Serba Bergegas





Semarang – Sifat komunikasi di ruang digital tidak hanya mendorong ingin impulsif atau pamer aktualisasi diri tetapi juga banyak pancingan. Misalnya, dipancing untuk terus berbagi aktivitas, lokasi, pikiran bahkan hingga yang sifatnya privasi bisa berupa keluarga atau data. Inilah yang disebut sebagai jebakan komunikasi di ruang digital.

Kondisi itu otomatis mempengaruhi publik digital sehingga memiliki karakter serba bergegas. ”Publik digital cenderung terobsesi kecepatan reaktif/impulsif. Stamina membaca dan berpikir turun sehingga kehilangan keutuhan,” ungkap Iqbal Aji Daryono, Penulis & Kolomnis, saat menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Jumat (8/10/2021).

Seandainya publik digital mengerti ungkapan falsafah Jawa ngeli, ning ora keli, dunia digital mampu dikuasai bukan sebaliknya dikendalikan oleh dunia digital.

Sebenarnya, lanjut dia, dunia maya memberikan banyak peluang untuk produktif dan kreatif. Pembuatan kreasi konten positif pun terasa mudah, mulai dari berbentuk teks sampai video. “Persebaran informasi yang cepat, luas, efektif, tepat sasaran, medsos bisa kita kontrol penuh sebagai corong public relation,” kata dia.

Narasumber lainnya, Muhammad Fadlullah selaku Konsultan IT dan Trainer Robotika, menyampaikan data dan fakta dunia maya di Indonesia beberapa tahun belakangan ini.

Disebutkan, pada kuartal kedua 2020 penetrasi internet di Indonesia mencapai 73,7 persen atau sudah dapat diakses oleh 196,71 juta, berdasarkan data Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII).

Data lainnya, Indonesia berada di posisi ke-8 sebagai salah satu negara paling ramah, Indonesia menempati posisi ke-29 dari 32 negara dalam hal keadaban di ranah digital. (Microsoft Digital Civility Index, 2020).

Kemudian, pada Januari hingga November 2020 terjadi sebanyak 4.250 laporan kejahatan siber. Dari ribuan kasus, 1.158 kasus di antaranya merupakan kasus penipuan dan 267 kasus akses ilegal. (Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri).

Fadlullah setuju Nettiquette (Network Etiquette) harus dikedepankan saat berada di ruang digital. Itulah tata krama dalam bermedia digital, untuk mengatur perilaku warganet berdasarkan norma yang diaplikasikan ketika berinteraksi dengan warganet lain. “Kita harus sadar bahwa kita berhubungan dengan sesama manusia nyata hanya melalui media maya,” jelasnya.

Menurut dia, keberadaan media sosial jangan sampai hanya menjadikan sebagai konsumen informasi tetapi juga produsen informasi. Meski demikian, dia mengakui dunia teknologi yang terus bekembang tidak bisa menghindar dari fakta adanya ancaman digital yang semakin nyata.

Dipandu moderator Zacky Ahmad, webinar bertema ”Kemajuan Teknologi: Musibah atau Anugerah? ini juga menghadirkan narasumber Eka Y Saputra (Programer & Konsultan Teknologi Informasi), Madha Soentoro (Etnomusikolog & Pemerhati Industri Musik Digital), Ngesti Nugraha (Bupati Kabupaten Semarang) sebagai Keynote Speech, Ganjar Pranowo (Gubernur Provinsi Jawa Tengah) sebagai Keynote Speech dan Bella Ashari (TV Presenter) sebagai Key Opinion Leader. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment