News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Jurus Agar Tenaga Pendidik Terampil Menulis di Era Digital, Simak di Sini

Jurus Agar Tenaga Pendidik Terampil Menulis di Era Digital, Simak di Sini




Klaten - Pesatnya penggunaan internet telah memengaruhi masyarakat dalam mengelola informasi yang mampu menembus batas ruang dan waktu. Selain itu juga memberi kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi yang terhubung satu dengan yang lainnya. Informasi tersebut dalam beberapa aspek memberikan manfaat untuk melakukan kegiatan menulis. 

Hal itu diungkapkan oleh Dosen Universitas Serang Raya, Ahmad Sururi dalam webinar literasi digital dengan tema ”Kreatif dan Produktif Menulis Online Bagi Tenaga Pendidik” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo bagi warga Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada Rabu (25/8/2021).

Sururi mengatakan menulis merupakan bentuk ketrampilan komunikasi tenaga pendidik terhadap peserta didik selain berbicara. Melalui ketrampilan menulis ini, pendidik bisa menyusun buku ajar yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Selebihnya, bisa juga membuat modul atau buku. 

”Ketrampilan menulis juga bisa untuk membuat laporan penelitian, artikel jurnal ilmiah, artikel populer non ilmiah, cerita pendek, puisi dan pantun,” katanya. 

Sururi mengungkapkan menulis juga bisa dengan memanfaatkan platform media sosial online, seperti di website, facebook instant artikel, kaskus, kompasiana, blog, hingga wordpress. Hanya saja, perlu diperhatikan beberapa hal untuk membuat suatu artikel. Pertama yakni mengenai ketepatan, yaitu butiran ide yang disampaikan kepada sasaran pembaca sepenuhnya cocok atau pas seperti yang dimaksud penulisnya. 

“Hal yang tidak termaafkan jika maksud penulis adalah A, tetapi karena kecerobohan dalam penulisan, pembaca menangkapnya, B,” ujarnya. 

Kemudian mengenai aspek kejelasan dan keringkasan. Sururi menjelaskan semua tulisan harus memenuhi prinsip kejelasan agar mudah dibaca dan dipahami. Tulisan juga sebaiknya tidak mengandung kemungkinan disalahtafsirkan oleh pembaca.

“Ringkas tidak sama atau tidak identik dengan tulisan pendek. Konkretnya keringkasan adalah bahwa sebuah tulisan tidak disajikan dengan kata-kata yang tidak perlu,” tuturnya. 

Sururi menambahkan, bagi pendidik yang ingin mengasah ketrampilan menulis bisa memanfaatkan media sosial seperti facebook. Platform ini menyediakan ruang yang cukup bagi pengguna untuk menulis paragraf-paragraf yang dapat dijadikan tempat berlatih.

“Mulailah di facebook dengan menulis satu paragraf hanya terdiri atas dua sampai tiga kalimat. Lama kelamaan Anda akan terbiasa untuk menata struktur kalimat sehingga koheren,” ucapnya. 

Narasumber lainnya, Guru SMP N 4 Klaten, Sarjan mengatakan fungsi menulis bagi guru atau pendidik merupakan suatu tuntutan profesi, kewajiban dan pengembangan profesi. 

Menurut Sarjan, ada berbagai dampak yang bisa dirasakan oleh tenaga pendidik ketika terampil menulis. Seperti tercapainya penyampaian materi pelajaran sesuai ekspresi yang bersangkutan. 

Ketika tenaga pendidik bisa membuat suatu artikel menjadi buku, atau modul, setelah dipublikasikan pun dapat digunakan untuk kenaikan pangkat. ”Setelah dipasarkan atau ditayangkan dan dapat dilihat orang lain dapat mendatangkan rupiah,” paparnya. 

Diskusi virtual yang dipandu moderator Nindy Gita itu, juga menghadirkan narasumber Dewi Bunga (Dosen UHN IGB Sugriwa Denpasar), Mustagfiroh Rahayu (Dosen Sosiologi UGM), serta Seniman Dibyo Primus selaku key opinion leader. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment