News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Era Digital: Stop Rebahan Go Show Up and Get Up

Era Digital: Stop Rebahan Go Show Up and Get Up



Semarang: Sejak diciptakan dahulu, teknologi digital memang untuk memudahkan kinerja manusia agar semakin produktif, makin cepat, dan menjangkau banyak orang. Jadi, bukan sekadar pemuas gaya hidup manusia modern. Ketika kini muncul ujian pandemi Covid-19, mestinya infrastruktur digital jadi pijakan untuk tetap bisa bangkit dan tetap maju mengikuti perkembangan zaman. Jangan karena alasan work from home, segalanya dikerjakan dari rumah, kita makin lebih banyak rebahan di rumah. Stop kebiasan rebahan di era digital.

Evelyn Heny Lukitasari, dosen dan praktisi DKV Universitas Sahid, Solo, mengatakan, banyak figur yang justru makin kreatif dan get up, bangkit mengejar mimpi dan harapan dengan change up, ubah kebiasaan malas di rumah. Dengan bantuan digital, kita mestinya tambah kreatif, moving up dan produktif. Lalu, show up, tunjukkan kemampuan unik dan beda dari yang sudah ada untuk bersaing di segala hal dalam mencipta karya yang membuat dunia tertarik dan menjadi peluang baru meraih sukses. 

”Upgrade segala kecakapan dengan memanfaatkan teknologi digital. Jadikan perangkat digital sebagai tool to be sukses,” ujar Evelyn, saat tampil sebagai pembicara dalam Webinar Literasi Digital: Indonesia Makin Cakap Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo untuk warga masyarakat Kota Semarang, Selasa, 26 Oktober 2021.

Lebih jauh Evelyn mencontohkan, banyak kaum muda yang jeli melihat kecanggihan teknologi digital yang lalu dengan Youtube dan TikTok, membuat karya kolaboratif bercitarasa seni. Ada yang bikin kolaborasi seni tari 3 koreografer lintas generasi, yang dalam sejenak ditonton jutaan penonton lintas dunia. 

Juga ada Musisi Alfy Reva dan Novia Bahmid yang membuat konten Wonderfull Indonesia, memadukan karya seni nyanyi ditingkahi tari tradisi dan beratus gambar video pesona Indonesia yang eksotis dalam satu konten video menarik di Youtube. Bukan hanya disaksikan jutaan pemirsa sedunia, tapi membuka mata dunia tentang indahnya pesona Indonesia yang sangat efektif buat memulihkan citra pariwisata nasional yang terpuruk karena pandemi. Video mereka pun viral di sepanjang tahun 2021. 

”Konten istimewa tersebut terwujud bukan semata karena kejelian kreativitas seni, tapi juga kecakapan digital yang dimanfaatkan secara cerdas dan bijak oleh tim seniman tersebut,” cerita Evelyn.

Yoga lewat Yohaneka dan Anggatantama juga figur cerdas dan jeli menangkap tren digital. Yohaneka menjual karya action figure tradisi Indonesia, ada Gatotkaca dan beragam gim online khas figur Indonesia, dibuat Anggatantama dan asyik dinikmati penggila gim Indonesian. Karya-karya mereka, meski lebih dihargai gim dan produser kartun dan gim luar, tapi mereka jadi dikenal sebagai pencipta gim dan kartun figur khas Indonesia dan dibayar dolar untuk itu. 

”Mestinya sosok-sosok mereka menjadi inspirasi buat kaum muda Indonesia. Bagaimana makin produktif di rumah di era digital. Mereka bisa move on dan kreatif. Anda semua pasti bisa, asal mau bangkit dan kreatif. Jangan cuma jadikan smartphone dan beragam aplikasi digital mainan dan alat ngerumpi yang tak manfaat. Move on dong. Get up and show up,” ujar Evelyn, membangkitkan semangat.

Dalam webinar yang dipandu oleh moderator Mafin Rizqi dan bertajuk ”Makin Hidup Produktif di Era Digital”, Evelyn tak tampil sendiri. Dibuka dengan keynote speech Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Wali Kota Semarang Hendar Priadi, webinar yang disaksikan 500-an lebih peserta ini juga menghadirkan tiga narasumber lain. Yakni, Rizqika Alya Anwar, Head Operator PT Cipta Manusia Indonesia dan fasilitator Kaizen Room; Sumedi, praktisi website; dan Fachry H. Wicaksono, retail banking digital transformation. Selain mereka, hadir pula Tya Yuwono, mompreneur yang tampil sebagai key opinion leader.

Selain kreatif dan bijak memanfaatkan teknologi dalam memasarkan produksi, jangan lupa menjaga etika digital dan menghormati hak cipta orang lain. ”Kalau saat memproduksi konten atau membuat karya kita mengadospsi karya orang, cantumkan sumber dan sebut nama penciptanya. Hargai hak cipta orang agar nyaman dan langgeng nama baik dan jejak digital kita di dunia maya,” pesan Sumedi, mewanti wanti. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment