News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Di Jagat Digital: You Are What You Follow

Di Jagat Digital: You Are What You Follow



Tegal: Bagi Venabella Arin, meski sudah eksis sebagai presenter TV nasional dan beragam profesi lain, termasuk aktif terlibat beragam webinar, tapi jiwa entrepreneurnya tetap tak terbendung. Beragam bisnis online ia tekuni. Meski, pandemi Covid-19 membuatnya mesti berpikir lebih kreatif. 

Berbagi cerita kepada lebih dari 500 partisipan webinar literasi digital warga Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Selasa (26/10/2021), Arin menuturkan: sebagai wong Jogja dirinya sempat nglokro, putus asa, lantaran banyak produk yang ia jual merosot omzetnya. Sampai akhirnya, bersama teman ia bertemu dengan produk kerajinan dan produk kesehatan yang bisa dikolaborasikan. Dan ternyata, peran ruang digital it’s a magic. Luar biasa! 

”Dipoles promosi dengan konten produk dan narasi menarik, produk kami meroket dan kini kewalahan karena peran pasar digitalnya, dan mungkin momentum serta produk yang dicari: tas cantik buat jalan-jalan, berisi perlengkapan prokes yang dicari banyak orang. Tapi, tanpa peran ruang digital, tak sebesar ini omzetnya,” cerita Arin saat tampil sebagai key opinion leader dalam webinar yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) itu.

Dalam memanfaatkan ruang digital yang borderless, tanpa batas, di Indonesia saja dihuni 202 juta netizen, di mana 170 juta di antaranya aktif mengakses beragam medsos sampai 3,5 jam sehari dan lainnya mengakses internet 8,5 jam sehari untuk beragam keperluan. Meski demikian, menurut narasumber Anggun Puspitasari, dosen Universitas Budi Luhur, kita tetap mesti selalu waspada dalam berinteraksi di ruang digital. 

Kenapa? Karena di sana berlaku dalil ’You Are What You Follow’. Jangan sembarang ikuti dan klik link bodong yang tak jelas. Juga, hindari follow akun yang anonymous. Karena bukan hanya berisiko di-phising, data pribadi Anda juga berisiko diduplikasi untuk beragam kepentingan jahat mereka yang tak Anda ketahui. 

”Akun anonymous dan website yang tak jelas, berpeluang menyeret Anda tergabung dalam grup diskusi yang provokatif dan merusak jejak digital Anda. Dan, kalau tercemar, Anda susah menghapusnya. Itu berdampak buruk bagi nama baik Anda di ruang digital,” terang Anggun Puspitasari.

Webinar yang mengupas topik ”Bijak Berkomentar di Ruang Digital” itu dibuka dengan keynote speech dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Bupati Tegal Umi Azizah. Tak hanya Arin dan Anggun yang membahas topik seru tersebut, dipandu moderator Nadia Intan tampil juga tiga pembicara lain: Sigit Widodo, Ketua Dewan Pembina Internet Development Institute; Syamsul Fallah, dosen IBN Tegal; serta Jefry Johanes Francisco, CEO JF Autowear.

Anggun menyarankan, biasakan kalau ada aplikasi yang sudah tidak digunakan, demi terjaganya jejak digital Anda, sebaiknya selalu hapus: history, cokkies aplikasi GPs. Setelah tak diaktifkan langsung dihapus dan jangan dipakai untuk akses internet dan berinteraksi, apalagi untuk bertransaksi. Jangan akses internet dan medsos Anda dari ruang wifi terbuka di kafe atau halte bus. 

”Kalau terindikasi mendadak lemot, susah download aplikasi dari smartphone, itu pertanda Anda dikerjai hacker di ruang wifi terbuka. Jadi hindari pemakaian wifi gratisan. Kadang tanpa password malah kenceng, itu juga kemungkinan smartphone kita akun medsosnya digunakan pihak ketiga. Segera logout dan hentikan aksesnya,” lanjut Anggun.

Yang juga mesti disadari, sambung Syamsul Fallah, pembicara dari IBN Tegal, jangan suka nimbrung WAG atau komunitas di beragam grup di Instagram atau Facebook yang Anda belum paham konsen mereka. Tak sedikit itu hanya membentuk komunitas yang menyebar isu provokatif. Kalau tidak paham dan masuk jadi new bee, pendatang baru, jangan sembarang koment. 

”Hati-hati, UU ITE kini makin galak menjerat koment ujaran kebencian di ruang digital dengan sanksi dan hukuman nyata. Betul-betul mesti pikir berulang koment di ruang publik digital. Penonton dan yang ada di sana manusia sama dengan di ruang yang berbeda. Kalau hatinya tersakiti dan tersulut emosi, respon marahnya sama, tapi dampaknya bisa lebih kejam. Jadi, rawat dan bijaklah menggunakan ruang digital,” pesan Syamsul Fallah, serius. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment