News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Cerdas dan Bijak Berinternet: Stop Hoaks di Jempolmu dan Thinking Sebelum Sharing

Cerdas dan Bijak Berinternet: Stop Hoaks di Jempolmu dan Thinking Sebelum Sharing





Tegal: Kini, makin sering kita menerima pesan berantai lewat WA Group dengan beragam topik: kajian agama, pesan politik, dan paling sering tips kesehatan mutakhir. Yang menarik biasanya ditulis dengan judul huruf kapital dan banyak tanda seru. Isinya mungkin masuk akal dan logis. Tapi kebenarannya, khusus ajaran agama, hadistnya yang dikutip belum tentu sahih. Begitu juga tips kesehatan itu belum diuji hasil laboratorium. Hanya berdasarkan pengakuan mereka yang mencoba tips. 

Tapi paling seru kalau diakhiri dengan pesan dan ancaman, agar meneruskan dan membagikan pesan itu ke sebanyak mungkin teman dan group WA lainnya. 

“Bahkan sering juga diikuti ancaman: kalau kita tak membagikan info dan ajaran itu akan ditimpa kemalangan. Nah, modus-modus info dengan proses sebaran seperti itu dipastikan modus hoaks. Sumbernya bohong dan tidak akurat. Janganlah jadi penerus info semacam itu. Yakinlah, itu tak bermanfaat walau bersumber dari teman dekat atau bahkan ustad, guru kita. Stop di jempol kita, tak usah disebarluaskan.” 

Pesan serius itu disampaikan Himawan Tri P, Komisioner KPU Kabupaten Tegal, saat berbagi pengalaman dalam webinar literasi digital Indonesia Makin Cakap Digital gelaran Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk warga Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, 12 Oktober 2021.

Himawan tak tampil sorangan saat berbicara dalam webinar berjudul ”Cerdas dan Bijak Berinternet: Pilah Pilih Sebelum Sebar”, yang diikuti ratusan peserta dan dibuka dengan keynote speech oleh Gubernur Jateng H. Ganjar Pranowo dan Bupati Tegal Hj. Umi Azizah. Dipandu moderator presenter Mafin Rizky yang ditemani key opinion leader Putri Juniawan yang juga presenter TV swasta nasional, tampil juga tiga narsumber lain. Mereka adalah Nanik Lestari, peneliti dari Fisipol UGM, Dr AP Tri Yuningsih, dosen Fisipol UNDIP Semarang, dan Rinduwan, penggiat literasi dan tokoh pemuda Anshor dari Grobogan.

Nanik Lestari, pembicara lain, juga punya saran unik agar kita bijak dan cerdas berinternet di masa pandemik. Biasakan pikir dua atau bahkan tiga kali setiap menerima informasi yang Anda ragu kebenaranya. Meski Anda menerima dari tokoh atau teman yang kredibel, kalau infonya meragukan, coba cek fakta dengan aplikasi cek fakta yang ada di beragam media mainstream, atau yang dibuat AJI maupun Mafindo. 

”Biasakan betul thinking before sharing. Pastikan ulang sejauh mana manfaaf info itu kalau disebar atau stop di jari Anda. Jangan justru info itu, kalau dipaksa sebar, ternyata membuat nama baik Anda makin buruk di ruang digital. Pertimbangkan risiko rusaknya jejak digital Anda yang tak bisa dihapus,” pesan Nanik Lestari, tak main-main.

Tips pungkasan dibagi Dr. Tri Yuningsih dari Undip. ”Tidak semua aktivitas pribadi keluarga perlu diposting di akun pribadi. Naik kereta mewah atau pesawat ke luar negeri di-share dengan tiket, malah di-caption liburan sekeluarga seminggu. Jangan pikir semua orang berniat baik. Kalau ketahuan penjahat, bukan pujian Anda terima dari teman, tapi tamu tak diundang yang dating mengambil segalanya, karena tahu rumah kosong. Jangan ceroboh di ruang digital,” pungkas Yuningsih. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment