News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Penanaman Nilai Pancasila Di Ruang Digital Harus Dengan Cara Luar Biasa

Penanaman Nilai Pancasila Di Ruang Digital Harus Dengan Cara Luar Biasa





BANJARNEGARA: Staf Khusus Menkominfo Phillip Gobang mengungkapkan nilai-nilai Pancasila penting terus ditanamkan di ruang digital yang makin padat penggunanya saat ini.

”Perluasan dan pendalaman nilai-nilai Pancasila tidak bisa dilakukan dengan cara-cara biasa, diperlukan cara-cara baru yang luar biasa,” ujar Phillip saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema "Kreatif Lestarikan Nilai-Nilai Pancasila di Ruang digital” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Kamis (30/9/2021).

Dalam webinar yang diikuti 300-an peserta itu, Phillip menjabarkan cara-cara tak biasa dalam perluasan nilai Pancasila di ruang digital itu salah satunya dengan optimal memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama revolusi industri 4.0.

Phillip pun merujuk pernyataan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang menyatakan secara tegas, ’Saya mengajak seluruh aparat pemerintahan, tokoh agama, tokoh masyarakat, para pendidik, kaum profesional, generasi muda Indonesia, dan seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu padu dan bergerak aktif memperkokoh nilai-nilai Pancasila dalam mewujudkan Indonesia yang maju yang kita cita-citakan’.

Phillip melanjutkan, saat ini, Indonesia dihadapkan pada fakta dan tantangan budaya dalam dunia digital. ”Tantangan itu antara lain mengaburnya wawasan kebangsaan, menipisnya kesopanan dan kesantunan, berkurangnya toleransi dan penghargaan pada perbedaan,” kata dia. 

Tak hanya itu, pada masa transformasi ini, pihaknya juga mencermati tren makin menghilangnya batas-batas privasi dan moralitas universal. 
“Dampak rendahnya pemahaman budaya bermedia digital antara lain tidak mampu memahami batasan kebebasan berekspresi dengan dengan ujian kebencian, pencemaran nama baik, provokasi yang mengarah pada segregasi sosial di ruang digital,” urai Phillip.

Rendahnya pemahaman budaya bermedia digital, ujar Phillip, juga membuat pengguna tidak mampu membedakan keterbukaan informasi publik dengan pelanggaran privasi di ruang digital dan tidak mampu membedakan misinformasi, disinformasi dan malinformasi. 

“Penting sekali menciptakan jejak budaya digital positif dengan menjadikan sarana aktivitas dalam berpartisipasi dan berkolaborasi, memanfaatkan kondisi untuk semua hal yang positif, produktif, kreatif dan inovatif,” tutur Phillip.

Phillip menambahkan bahwa salah satu cara menghasilkan produk budaya berupa menciptakan konten positif yang mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila. Misalnya sila ke-1 cinta kasih, sila ke-2 kesetaraan dan solidaritas, sila ke-3 tentang harmoni keberagaman, sila ke-4 perwujudan demokrasi, kebebasan berekspresi dan partisipasi dan sila ke-5 gotong royong dan tolong-menolong.

Narasumber lain webinar ini, Zain Handoko selaku pengajar Pesantren Aswaja Nusantara mengatakan ada sejumlah praktek keamanan digital yang bisa dilakukan pengguna agar selalu aman dengan media digital.
“Pastikan patch keamanan yang kita install dan password yang kita gunakan adalah kumpulan huruf dan angka,” ujarnya. 

Untuk melindungi perangkat, Zain menyarankan pengguna juga perlu lebih sering update antivirus serta gunakan solusi anti-phishing dan menghindari atau mengklik tautan pada pesan instan.

Webinar ini juga menghadirkan narasumber lain seperti Tauchid Komara Yudha (dosen Fisipol UGM), Sarno Wuragil (Ketua Bawaslu Banjarnegara) serta dimoderatori Nadia Intan juga Shafinaz Nachiar selaku key opinion leader. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment