News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Kompetensi Literasi, Kunci Keberhasilan Pembelajaran Secara Virtual

Kompetensi Literasi, Kunci Keberhasilan Pembelajaran Secara Virtual




Rembang – Terbentuknya dunia digital kini tak diragukan lagi. Hal itu ditandai dengan kemudahan dalam memperoleh dan menyebarluaskan informasi dengan cepat menggunakan teknologi digital. Kehadiran teknologi digital mempengaruhi aspek kehidupan, di antaranya dalam bidang pendidikan. 

Hal itu diungkapkan oleh dosen UNIKA Widya Mandiri Kupang, Fransiska Desiana Setyaningsih saat tampil dalam webinar literasi digital dengan tema ”Transformasi Digital untuk Pendidikan yang Lebih Bermutu” yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk warga Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Rabu (1/9/2021).

Cepatnya perkembangan teknologi terbukti membantu sektor pendidikan, terlebih dengan adanya pandemi Covid-19 yang berdampak pada pengurangan interaksi langsung antara guru dan murid untuk mencegah penularan virus. ”Kegiatan belajar mengajar yang tadinya dilaksanakan secara tatap muka, beralih menjadi virtual,” ucap Fransiska di depan hampir 200 partisipan webinar. 

Dalam pelaksanaan pembelajaran secara virtual ini, lanjut Fransiska, diperlukan kemampuan literasi digital, baik untuk pengajar maupun peserta didik atau mahasiswa. Inilah pengetahuan dan kecakapan menggunakan media digital, alat-alat komunikasi atau jaringan untuk menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi. 

Adapun modul literasi digital, pertama adalah digital skills yang merupakan dasar dari kompetensi literasi digital, karena berkaitan dengan kemampuan individu untuk memahami penggunaan perangkat digital. Kemudian digital culture, sebagai wujud kewarganegaraan digital dalam konteks ke-Indonesiaan dalam kehidupan sehari-hari. Lalu, digital ethics, sebagai panduan berperilaku terbaik di ruang digital, dan membawa individu untuk bisa menjadi bagian masyarakat digital. Terakhir, digital safety, sebagai panduan bagi individu agar dapat menjaga keselamatan dirinya saat bermedia digital. 

Fransiska mengungkapkan, transformasi digital dalam pendidikan terdapat peluang dan tantangan pada pemanfaatkan teknologi, informasi dan komunikasi oleh tenaga pengajar dan siswa atau mahasiswa. Untuk itu, perlu beradaptasi dengan pendidikan berbasis digital (online). 

”Bukan sekadar pada cara belajar mengajar, tetapi juga pada perlindungan keamanan digital, baik pada perangkat yang dipakai, data yang dibagikan, rekam jejak yang ditinggalkan hingga keamanan bagi pengguna itu sendiri,” ujarnya. 

Masih menurut Fransiska, kompetensi literasi yang perlu dimiliki yakni kemampuan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak, kemampuan ikut serta dalam menghasilkan informasi yang positif, kreatif, dan bermanfaat. Kemudian kemampuan mempertimbangkan informasi yang diberikan dan pemilihan media, serta bekerja sama dengan banyak pihak untuk menghasilkan informasi yang jujur, akurat, dan etis.

Narasumber lainnya, praktisi pendidikan Anggraini Hermana mengatakan, literasi digital saat ini masih perlu peningkatan dan pemerataan. Ia mengutip pernyataan anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Doni Koesoema Albertus, yang mengatakan bahwa di kota-kota besar kualitas pendidikan sudah baik, dan bisa menyaingi negara-negara di Asia.  

Namun yang di pelosok dan pinggiran, umumnya masih terdapat perbedaan kualitas, terkait terpenuhinya standar nasional pendidikan. Terutama sarana prasarana pendidikan dan kualitas guru, sehingga prestasi belajar siswa pun juga timpang. 

”Perkembangan zaman semakin pesat, terutama bidang teknologi, informasi, komunikasi. Dunia digital yang mampu mengubah konteks dan tantangan dunia pendidikan,” ujar Anggraini. 

Diskusi virtual yang dipandu moderator Dannys Citra itu juga menghadirkan narasumber Nurul Hajar Latifah (pendidik dan aktivis Lintas Iman Klaten), Hariyanto (Kasubag TU Cabang Dinas Pendidikan Wilayah III), dan Puteri Tenun Songket Indonesia Julia RGDS, selaku key opinion leader. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment