News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Kesadaran Digital bagi Orang Tua

Kesadaran Digital bagi Orang Tua




Rambang – Pandemi Covid-19 memaksa sebagian orang menjadi cakap dengan penggunaan media digital. Tidak hanya kaum muda saja, namun generasi di atasnya atau generasi yang telah menjadi orang tua senantiasa harus menguasainya. Apalagi ketersinggungan anak dengan media digital semakin intens. Salah satu keterampilan yang harus dimiliki orang tua saat ini berupa kesadaran digital. Topik inilah yang menjadi pembahasan acara webinar literasi digital oleh Kementerian Kominfo untuk warga Kabupaten Rembang pada 12 Agustus 2021.

Seperti yang dijelaskan Dahlia Dosen STAI Al Husain setidaknya ada empat pilar yang harus dimiliki orang tua sebagai pembangun kesadaran digital. Keempat pilar tersebut menyentuh antara lain: Digital Skill (pemahaman piranti TIK), Digital Ethics (etika digital), Digital Safety (keamanan digital) dan Digital Culture (wawasan budaya). 

"Kesemuanya menjadi bekal untuk orang tua saat ini. Agar orang tua tahu dan lebih memaksimalkan tentang media digital secara positif. Terutama dalam memahamkan nilai-nilai pancasila pada anak," Ujarnya. 

Dahlia juga menambahkan bahwa orang tua harus menguasai kompetensi keamanan sosial. Hal ini ditunjukkan untuk melindungi diri dari kejahatan siber, hilangnya identitas pribadi di dunia digital maupun penipuan yang dilakukan sejumlah oknum. Baginya dengan melakukan proteksi terhadap akun yang digunakan hingga memperkuat kata sandi menjadi langkah penting untuk di perhatikan. 

Sedangkan Ahmad Mu'am Dosen Bahasa Inggris UGM juga menegaskan hal serupa. Ke empat pilar yang telah disebutkan yang harus dimiliki orang tua menjadi bekal sebelum orang tua mulai memperkenalkan dunia digital kepada para anak-anak. Namun ke-empat pilar itu saja baginya tidak cukup. Menurutnya batasan umur hingga motivasi anak dalam melakukan akses dunia maya juga harus diperhatikan dan diingat bagi orang tua di zaman digital ini. Kemampuan ini juga dinilai Muam sebagai bagian dalam kontrol digital bagi anak-anak. 

"Tentu kita harus mengerti batasan umur dan platform yang mereka akses. Selain itu motivasinya untuk apa dulu, mencari informasi karena tugas sekolah, terhubung dengan teman untuk kebutuhan pribadi atau hiburan dan game. Ini bagian penting dalam memonitoring anak di dunia digital, agar tidak masuk dalam hal yang tidak diinginkan" jelasnya. 

Ketakutan ini bagi Muam mengarahkan pada banyaknya data laporan banyaknya pengaduan anak-anak terkait kejahatan siber yang mencapai 1.940 kasus pengaduan. Dengan data 281 di antaranya menjadi korban perundungan, 426 menjadi korban pornografi di dunia maya, 329 anak menjadi korban kejahatan seksual. 

Dilain sisi Irfan Afifi, Budayawan dan Founder Langgar.co, mengungkapkan bahwa Internet sehat adalah pemahaman yang utuh untuk menerima, mengolah dan menggunakan dunia Internet untuk tumbuh kembangnya nilai-nilai kemanusiaan. Sehingga teknologi digital menjadi realitas baru bagi masyarakat, sekaligus mencipta kebiasaan baru terutama di dalam keluarga, terutama anak, maka pemahaman positif dan negatif atas hadirnya teknologi digital perlu dipahami sejak dini . 

"Maka pemahaman Internat perlu ditanamkan bagi anak sejak dini bahwa basis pendidikan anak usia dini adalah keluarga. Maka ekosistem keluarga, harus bisa bijak bermedia sosial, sebagai contoh kepada anak." 

Selain itu ia juga menambahkan pendidikan anak yang berubah di era digital seperti ini juga berdampak bagi pendidikan anak. Mulai dari pergaulan akan semakin terhubung dengan wilayah yang lebih luas. Pola interaksi yang lebih impersonal lintas batas umur, budaya, strata sosial, wilayah, bahasa, dan lainnya. Pola lintas batas pergaulan yang impersonal dan lebih setara. Pola komunikasi dan relasi kita akan sangat tergantung perangkat media digital, hal yang umum di keluarga saat ini. 

Pola-pola tersebut dinilai sebagai Konsekuensi dunia digital di dalam keluarga. Menurutnya hampir sebagian besar aktivitas riil keluarga akan terserap di dunia digital. Menciptakan  relasi keluarga dengan kebudayaan yang lebih cair, reseptif pada perubahan dari dunia luar. Meski begitu dengan melihat ancaman tersebut Irfan Afifi hanya menegaskan kembali akan kehadiran orang tua sebagai pondasi dasar dalam menangkal bahaya moral, nilai maupun budaya yang ada. 

"Pada dasarnya kuncinya Literasi digital untuk orang tua, menyadari pentingnya pendidikan digital sebagai untuk saling belajar. Serta internet sehat bagi anak, metodenya adalah keteladanan mulainya dari diri sendiri," tutupnya. 

Acara dengan moderator Danys Citra juga dihadiri oleh narasumber Supranoto (Dosen FISIP Universitas Jember) dan entertainer Vania Thalitha selaku key opinion leader. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment