News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Bermedsos aman dan nyaman, asalkan etika Pancasila dikedepankan

Bermedsos aman dan nyaman, asalkan etika Pancasila dikedepankan




Brebes: Hadirnya teknologi digital yang menggemuruhkan tren dunia digital satu dekade ini, mesti kita sadari telah menggusur satu tata nilai dalam berbangsa: nilai Pancasila dan Bhinneka tunggal ika. Rasa nasionalisme dan semangat toleransi dalam berbangsa makin terasa memudar belakangan ini. Padahal bangsa kita sejak didirikan dengan kondisi kemajemukan, keberagaman suku, agama dan budaya, dilandasi semangat nasionalisme yang kokoh dan dipondasi dengan dua nilai ideologi pemersatu bangsa, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. 

”Tapi dengan hadirnya penilaian Microsoft kalau netizen kita masuk netizen tidak sopan, adalah sebagian bukti kalau nilai itu sedang luntur dan perlu dipulihkan,” ungkap Nuzran Joher, anggota Komisi Ketatanegaraan MPR RI 2019-2024, saat tampil membuka bahasan diskusi dalam webinar literasi digital: Indonesia Makin Cakap Digital untuk masyarakat Kabupaten Brebes, 2 Juli 2021.

Apa bukti nyata nilai Pancasila sudah mulai luntur di kalangan netizen Indonesia? Menurut Nuzran Joher, kalau nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika apalagi nasionalisme masih kokoh, mestinya kita tidak mudah terkecoh hoaks dan mudah menebar hate speech, ujaran kebencian dan berita bohong bisa kita stop atau setidaknya dikontrol hadirnya di medsos kita. 

Tapi yang terjadi, kita malah sempat terus dikotomikan perang beda paham politik dari soal cebong vs kampret dilanjut kadrun vs togog, yang justru memecah belah keutuhan bangsa, sehingga perundungan cyber bernuansa politik terus berlarut di medsos kita. ”Tak ada untungnya kita terus memelihara perbedaan itu di medsos. Sudahi dan mari kembali dalam satu Indonesia yang saling menghormati keberagaman. Perbedaan kita dalam budaya, suku, dan agama justru mesti jadi kekuatan besar dengan difasilitasi teknologi digital, jangan sebaliknya,” pesan tegas Nuzran Joher.

Nuzran serius membahas webinar dengan tema penting ”Beraktivitas di Dunia Digital yang Aman dan Sehat”, dalam gelaran webinar yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo dengan ratusan peserta lintas generasi dan profesi. Dipandu oleh moderator Zacky Ahmad, hadir pula tiga pembicara lain: Zain Handoko (pengajar Pesantren Modern Aswaja Nusantara), Ahmad Firmanamal (Deputi Humas Kemensesneg RI), budayawan M. Jadul Maula, dan presenter televisi Audrey Chandra yang tampil sebagai key opinion leader.

Masih menurut Nuzran, keberadaan teknologi digital mestinya memudahkan, membuat lebih aman dan nyaman keberagaman dan perbedaan kita sebagai bangsa yang multikultural, memiliki keragaman budaya. Apalagi, kita punya 14 parpol yang bersaing di 2019, ada 1.340 suku bangsa, dan enam agama yang hidup dengan memelihara 718 bahasa daerah yang disatukan dengan bahasa nasional Indonesia. 

”Teknologi digital mestinya makin merekatkan, menyatukan dan saling membuat kerja dan karya kolaboratif yang inovatif. Dengan menjaga interaksi yang selalu positif, kita bisa maju bersama sebagai bangsa dan terus saring informasi yang bernuansa pecah belah. Upayakan terjaganya kesatuan dan persatuan bangsa dengan hanya menyerap informasi yang terkonfirmasi dan akurat di dunia maya. Bentengi dengan nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika,” itu kunci yang disampaikan Nuzran.

Memang, ancaman hadirnya pelaku dan pemain digital yang berniat jahat selalu tak bisa dihindari di dunia medsos. Solusinya, semua warga netizen mesti makin meningkatkan kecakapan digitalnya. Pembicara berikut, Zain Handoko berpendapat, kita mesti makin cakap digital untuk menghadapi mereka. Spam yang suka mengerjai data pribadi kita, bisa kita cegah dengan beberapa tips cerdas. 

”Jangan suka klik link dari aplikasi dan web tak jelas. Kalau dikirim email dari orang atau sumber tak jelas dihapus dan tak perlu direspons. Dan kalau ancaman virus malware juga masih mengancam, cegah dengan kebiasaan back up data di hape dan perangkat digital lain secara rutin. Kalau terima email atau dikirimi pesan dari sumber tak jelas, bagusnya dihapus saja. Jangan kepikiran untuk dibuka, banyak jebakan batman-nya,” urai Zain Handoko.

Yang pasti, kalau pengin aman dan nyaman di dunia maya dan nyata, Nuzran Joher kembali menebar pesan buat para netizen Indonesia, ada beberapa poin yang mesti dijaga bersama ke depan. ”Berdebatlah di medsos secara sehat, dan jaga kebebasan berpendapat selalu dalam koridor untuk tetap berpikir kritis. Ingat, di ruang digital tak hanya ada kita dan kelompok kita, tapi ada banyak pihak yang mesti kita hormati dan hargai pendapatnya. Mari kita terima perbedaan dan hormati realitas keberagaman nilai budaya dan sosial dengan penuh kesadaran, kejujuran, kebajikan, dan penuh rasa tanggung jawab,” tegas Nuzran. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment