News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Anggota DPR RI Sukamta Beberkan Penyebab Rendahnya Literasi Digital

Anggota DPR RI Sukamta Beberkan Penyebab Rendahnya Literasi Digital



WARTAJOGJA.ID: Anggota DPR RI dari Fraksi PKS Dr.H. Sukamta menyebut ada segudang permasalahan yang menyebabkan tingkat literasi digital Indonesia rendah.

Literasi digital sendiri merupakan kemampuan untuk memahami, mengevaluasi, dan menggunakan informasi yang didapat melalui berbagai sumber digital secara bertanggung jawab.

"Rendahnya kemampuan literasi digital sangat dipengaruhi oleh kemampuan literasi baca tulis yakni kemampuan membaca, menulis, mencari, menganalisis, mengolah dan membagikan teks tertulis," kata Sukamta dalam webinar bertajuk Meningkatkan Literasi Digital dalam Upaya Membangun Daya Saing Bangsa yang digelar Kominfo bekerjasama dengan DPR RI Rabu (22/9).

Sukamta membeberkan performa Indonesia sendiri di bidang literasi baca tulis termasuk rendah. Anggota DPR RI dari Dapil DIY itu merujuk hasil dari survei Proogramme for International Student Assessment (PISA) 2018 lalu. Di mana Indonesia menempati peringkat 71 dari 79 negara dunia.

"Rendahnya literasi digital indonesia juga karena kurangnya penekanan pada keterampilan berpikir kritis sejak usia dini pada literasi digital. Ini hal yang perlu diasah sejak dari pendidikan dasar," terang Sukamta.

Sukmata lantas merunut beleid Kurikulum Nasional 2013 yang mengamanatkan penerapan high order thinking skill atau HOTS yang tidak terintegrasi dengan baik atau diajarkan secara luas selama pelatihan guru di Indonesia.

Ia menyoroti pula Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 3/2016 tentang implementasi pembelajaran Teknologi Informasi Komunikasi juga lebih berfokus pada kemampuan peserta didik dalam mengoperasikan perangkat teknologi daripada kemampuan menganalisis dan memproses informasi yang didapat secara daring.




"Persoalan literasi digital di Indonesia juga terkait dengan ketimpangan akses internet, ini perlu dibereskan pemerintah karena terkait infrastruktur," ujarnya.

Sukamta mengeluarkan data dari BPS tahun 2020 yang menampilkan persentase rumah tangga yang dapat mengakses internet tertinggi selama ini masih berada di pulau Jawa dan lebih rendah di wilayah timur Indonesia. 

"Persentase rumah tangga tertinggi yang mengakses internet ada di DKI Jakarta sebesar 93,33% dan terendah di Papua sebesar 3 1,31% " tegas Sukamta.

Sukamta juga menemukan pemanfaatan internet belum optimal untuk menunjang produktivitas. Sebagian besar masyarakat Indonesia di semua jenjang pendidikan yang pernah ditempuh, masih menggunakan internet untuk bermedia sosial, mengakses informasi dan berita serta untuk keperluan hiburan.

Berdasarkan data dari Economist Intelligence Unit 2021, Indonesia berada di peringkat 66 dari 100 negara terkait dengan kesiapan menggunakan internet. Angka ini turun dari tahun sebelumnya di peringkat 61.

Untuk mengatasi itu, Sukamta menawarkan alternatif solusi yakni dengan membudayakan literasi digital kembali. 

Membudayakan literasi digital dapat dilakukan dengan daya dukung yang ada. Misalnya kurikulum literasi digital sejak pendidikan usia dini harus diterapkan benar benar. "Kita juga perlu memperkuatkan model pembelajaran yang menekankan berpikir kritis analitis dan argumentatif," kata Sukamta.

Selain itu, lanjut Sukamta, perlu pula
membekali guru-guru dengan kemampuan literasi digital.

"Jangan lupa untuk memperkuat regulasi dalam pemanfaatan dan keamanan digital," kata Sukamta. (Cak/Rls)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment