News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Pahami Pancasila. Lalu Amankan Pikiranmu, Hatimu, Jarimu, dan Datamu

Pahami Pancasila. Lalu Amankan Pikiranmu, Hatimu, Jarimu, dan Datamu





Tegal – Pancasila sebagai ideologi negara dan bangsa Indonesia merupakan produk asli hasil pemikiran para pendiri (founding fathers) 
Negara Kesatuan Republik Indonesia kala itu. Nilai-nilainya disarikan dari beragam aspek kehidupan terkait sejarah, adat-istiadat, budaya, agama, bahkan sosialitas manusia yang hidup di atas bumi Nusantara.

”Para pendiri bangsa menggali nilai-nilai Pancasila dari sejarah, adat-istiadat, budaya, agama kepercayaan, dan sosialitas untuk kemudian dirangkum dalam lima sila seperti yang kita kenal sekarang ini,” ujar pengajar Universitas Tujuh Belas Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya Bambang Kusbandrijo pada webinar literasi digital yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Senin (9/8/2021).

Bambang mengatakan, karena digali dari nilai-nilai yang telah lama menjadi pedoman berkeyakinan dan berperilaku masyarakat, maka nilai-nilai Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan akan selalu mampu mengikuti roda perkembangan zaman, bahkan kini pada era digital sekalipun.

Dalam pemaparan materi webinar yang diberi judul ”Kita Pancasila-Pancasila Kita”, Bambang ingin mengatakan bahwa Pancasila bersumber dari jiwa dan kepribadian bangsa yang menjelma menjadi butir-butir nilai dari sila-silanya. Kita Pancasila, karena cerminan kepribadian bangsa.

Sedangkan Pancasila (adalah) Kita, lebih bermakna jiwa bangsa, pandangan hidup, pandangan dunia, kepribadian, falsafah pemersatu bangsa, dan tentunya sebagai dasar negara. Pancasila Kita artinya Pancasila yang mampu menjadi dasar tindakan dalam bermasyarakat, berbangsa-bernegara, maupun berperilaku.

”Kita Pancasila yang menjadi subjek adalah kita manusia. Sedangkan Pancasila Kita subjeknya Pancasila sebagai dasar melakukan tindakan atau perbuatan yang landasannya Pancasila,” kata Bambang di depan tak kurang dari 500 partisipan webinar.

Bambang menambahkan, tak ada satupun negara di dunia yang tidak mengajarkan ’civic education’ dan menanamkan jiwa nasionalisme kepada warganya. Pentingnya penanaman nilai-nilai Pancasila dan nasionalisme agar masyarakat Indonesia memiliki etika dan keadaban dalam bermedia digital di jagat maya.

”Sejujurnya saya terhenyak ketika Menkominfo Johnny G. Plate menyebut hasil survei digital Microsoft yang menilai warganet Indonesia memiliki tingkat keberadaban (civility) yang rendah. Dari 32 negara yang disurvei, Indonesia ada di peringkat 29 atau yang terburuk di Asia Tenggara,” ungkapnya.

Moral pendidikan kewargaan (civic education) harus mencakup kehidupan berkepribadian, bermasyarakat, dunia belajar, kesejahteraan keluarga, lingkungan kerja, komunitas dan berbangsa. 

”Sedangkan sumber etik Pancasila adalah Tuhan, Manusia, Satu, Rakyat, dan Adil. Namun, untuk melaksanakan etika Pancasila yang terpenting adalah keteladanan pemimpinnya, dan pemimpin jugalah kuncinya,” pungkas Bambang.

Narasumber selanjutnya, pengajar Sekolah Kajian Strategik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia Ahmad Ibrahim Badry menjelaskan tema menjadi masyarakat Pancasila di era digital dari perspektif aman berdigital (digital safety) dengan prinsip ”Aman Agawe Tentrem: Prinsip Digital Citizenship Security untuk Masyarakat Pancasila”.

Prinsip aman agawe tentrem atau keamanan akan mengakibatkan ketentraman dalam dunia digital, menurut Ahmad, memiliki empat cakupan yang berupa amankan pikiranmu, artinya jangan berburuk sangka dan hindari konten yang merusak pikiran.

Berikutnya amankan hatimu, jangan terburu membenci dan hindari ujaran kebencian. Selanjutnya amankan jarimu, jangan terburu berbagi dan berhati-hati dalam menyebar konten. Dan terakhir amankan datamu, jangan buka data pribadi sepenuhnya dan hindari curhat di media sosial. 

Diskusi virtual yang dipandu oleh moderator Bobby Aulia itu, juga menghadirkan narasumber Tri Yuningsih (dosen Fisip UNDIP), Purwo Susongko (Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Pancaksakti (Tegal), dan Damara De selaku key opinion leader. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment