Internet dan Medsos untuk Tanamkan Nilai Pancasila kepada Warga Digital
Tegal - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menggelar webinar literasi digital dengan tema "Menjadi Masyarakat Pancasila di Era Digital" untuk masyarakat Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Rabu (11/8/2021). Kegiatan ini merupakan bagian dari program nasional literasi digital yang dicanangkan Presiden RI Joko Widodo pada Mei 2021.
Literasi digital merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan kecakapan masyarakat dalam menggunakan dan memanfaatkan teknologi di era transformasi digital. Literasi tersebut meliputi kompetensi pada digital culture, digital skill, digital safety, dan digital ethics.
Pada kesempatan ini, entertainer Bobby Aulia menjadi moderator selama jalannya diskusi. Selain itu empat narasumber juga dihadirkan yaitu M. Aqib Malik (motivator), Suwoko (pimred Betanews.id), Tri Yuningsih (dosen Undip), dan Bambang Kusbandrijo (dosen Untag Surabaya). Hadir juga dalam diskusi, Galuh Pujangga (content creator) sebagai key opinion leader.
Suwoko dalam pemaparannya menyampaikan, Pancasila sebagai ideologi negara, penerapannya tidak hanya di kehidupan nyata tetapi juga dibawa saat beraktivitas di dunia digital. Sedangkan masyarakat Pancasila menurutnya adalah masyarakat pembelajar yang terus belajar untuk maju. Dengan adanya teknologi, masyarakat Pancasila pun dituntut mampu beradaptasi dan bisa berdaulat.
Untuk itu, literasi digital menjadi jembatan yang menghubungkan masyarakat di dunia nyata untuk bermigrasi ke dunia digital. Literasi digital adalah kemampuan untuk mengakses, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan pesan dalam berbagai bentuk.
"Dalam literasi digital dibutuhkan berbagai kompetensi, mulai dari kemampuan mengakses, menyeleksi, memahami, menganalisis, memverifikasi dan mengevaluasi informasi yang ada di dunia digital. Kompetensi itu perlu agar teknologi yang sekarang ada benar-benar bermanfaat, tidak mengganggu atau merugikan orang lain. Tidak hanya mampu menguasai teknologi yang ada tetapi bagaimana mampu bertanggung jawab saat menggunakannya," jelas Suwoko.
Literasi digital yang perlu dikuasai adalah bagaimana aman saat menggunakan media digital. Pertama pengamanan perangkat digital, ini penting karena dunia digital penuh celah meski ada fitur keamanannya. Ada kemungkinan serangan malware dan sebagainya yang bisa membahayakan perangkat digital. Tak kalah penting juga melindungi identitas digital. Kasusnya, ketidakhati-hatian dalam menjaga identitas digital bisa memicu oknum menyalahgunakan data untuk berniat jahat.
"Sebagai warga digital juga harus mewaspadai adanya penipuan digital, tidak asal klik link tidak kenal karena bisa jadi berisi malware yang dapat membahayakan keamanan perangkat dan akun digital. Kita juga harus memahami rekam jejak digital dengan melakukan hanya hal-hal positif. Juga memahami keamanan digital digital bagi anak," jelasnya.
Perangkat digital dan identitas digital perlu diproteksi dengan memberikan password yang kuat, mengaktifkan pengamanan ganda dengan fitur fingerprint dan face authentication.
"Gunakan password berbeda di setiap akun dan ganti secara berkala. Hindari membagikan data pribadi, memahami dan memilih aplikasi untuk mengakses data yang dibutuhkan, dan pastikan pengaturan privasi setiap akun. Serta mewaspadai komunikasi atau aktivitas yang mencurigakan," imbuhnya.
Sementara itu M. Aqib Malik menambahkan, dalam bermedia sosial harus mampu membudayakan penerapan nilai-nilai Pancasila. Yaitu nilai cinta kasih, saling menghargai sesama. Berlaku adil dan tidak membeda-bedakan orang. Memahami nilai harmoni, mengutamakan kepentingan Indonesia di atas kepentingan pribadi dan kelompok.
"Perlu diketahui, dalam persaudaraan itu selain menanamkan ukhuwah kemanusiaan juga ukhuwah wathaniyah atau ukhuwah kebangsaan. Meneladani nilai demokratis di dunia digital dengan memberi kesempatan kepada orang lain untuk berpendapat dan berekspresi dengan tidak menyinggung SARA dan menjunjung nilai etika dan moral. Juga membudayakan gotong royong, kolaborasi dan kerjasama menciptakan budaya positif," jelas Aqib.
Menjadi masyarakat Pancasila berarti memahami Pancasila sebagai konsensus bersama semua elemen bangsa untuk kemaslahatan berbangsa dan bernegara. Merasa memiliki Indonesia dengan mengamalkan nilai Pancasila tersebut. Mengamalkan nilai Pancasila berarti peradaban akan maju dan NKRI akan semakin bermartabat di kancah global.
"Nilai Pancasila harus diamalkan karena ia merupakan identitas bangsa, jalan bernegara untuk menghindari perpecahan, radikalisme, dan separatisme. Kepada generasi muda nilai Pancasila harusnya disampaikan dengan sederhana dan menarik, karena karakteristik mereka lebih menyukai hal yang dapat menghibur. Memanfaatkan tren medsos untuk membumikan Pancasila, dan saling share serta mendukung sebagai gerakan bersama," imbuhnya.
Dia menyimpulkan, dunia digital menghadirkan platform yang borderless. Ketika bisa memanfaatkan internet dengan baik akan menjadi peluang besar untuk menyebarkan nilai-nilai Pancasila secara masif, Sehingga kalau berhasil seluruh warga Indonesia akan menjadi masyarakat Pancasila di era digital. (*)
Post a Comment