News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Dibutuhkan Semangat Ekstra Agar Kreatif dan Produktif di Era Digital

Dibutuhkan Semangat Ekstra Agar Kreatif dan Produktif di Era Digital




KENDAL: Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk tetap produktif dan kreatif di era yang serba maju dan modern ini. Apalagi, berbagai macam inovasi dan kecanggihan teknologi masa kini, terutama kemajuan teknologi digital sudah tersedia di kehidupan kita. Dibutuhkan semangat ekstra, agar bisa memanfaatkan kemajuan teknologi itu untuk bekerja secara cepat, tepat, efektif dan efisien.

Tak usah jauh-jauh membayangkan perkerjaan seperti membuat startup, bertransaksi di e-commerce, atau terjun di dunia financial technology yang menuntut mobilitas tinggi. Salah satu hal yang masih bisa kita lakukan di era ini adalah menulis secara produktif.

"Sebelum menulis, tentukan apa tujuan menulis itu," kata dosen Departemen Ilmu Komunikasi - Fisipol UGM Novi Kurnia saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema ”Kecanduan Digital: No, Kreatif & Produktif: Yes," yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Senin (16/8/2021).

Novi mengatakan, jika sudah mendapatkan tujuan menulis, langkah berikutnya adalah menentukan platform digital yang akan dipergunakan dan mengenali karakter dari platform itu.

"Selanjutnya kita bisa menentukan siapa target khalayak yang akan disasar dari tulisan itu, apa kebutuhan mereka, sehingga tulisan yang kita buat bisa memenuhi kebutuhan itu," ujar Novi.

Setelah menentukan target pasar, hal yang bisa diolah selanjutnya adalah menentukan jenis konten yang akan dibuat agar sesuai juga elemen-elemen apa yang dibutuhkan dalam konten itu.

"Gali juga apakah ada materi dan sumber informasi yang bisa dipercaya untuk dimasukkan sebagai bahan materi konten yang akan kita buat," tegas Novi. Dari situ baru beranjak menentukan strategi konten yang akan dibuat, berikut pemilihan kata-kata yang akan dipakai, termasuk cara yang pas untuk menyampaikannya.

Dalam menulis dan membuat suatu konten, Novi menuturkan, perlu dipertimbangkan pula etika di dalam prosesnya. Apakah ada implikasi dan konteks hukum yang mesti dipatuhi dari konten itu menjadi hal yang tak boleh dilupakan. Jangan pernah malas untuk evaluasi dan memastikan lagi, apakah konten itu benar-benar bermanfaat bagi khalayak yang disasar.

Setelah tulisan dan konten itu selesai, baru kemudian tahap akhir membagikannya ke khalayak luas dengan sudah didahului pertimbangan berbagai risiko.

Narasumber lain dalam webinar, Kepala MTsN Semarang Hidayatun mengatakan, dalam era revolusi industri 4.0 ini sangat banyak peluang dan tantangan di berbagai sektor kehidupan manusia yang mendasarkan pada kemajuan teknologi informasi. Memiliki kemampuan akademik saja tak akan cukup, jika tak dibarengi kompetensi sesuai dengan kebutuhan zaman.

"Namun apa pun yang kita lakukan untuk kreatif dan produktif di era digital ini mesti tetap mempertimbangkan etika dan norma yang berlaku. Bersikaplah bijaksana memanfaatkan teknologi," kata Hidayatun.

Terkait bersikap bijak dalam memanfaatkan teknologi, menurut Hidayatun, dapat ditempuh dengan berbagai cara. "Yang jelas ingatlah keberadaan orang lain di dunia maya, bahwa kita tidak sendirian menggunakan ruang digital itu," tuturnya. Ia mengatakan setiap pengguna mesti taat pada standar perilaku online yang sama dengan yang kita jalani dalam kehidupan nyata.

"Jangan pernah produktivitas dan kreativitas kita merugikan orang lain dalam hal ini pengguna internet lainnya," kata Hidayatun. Menurutnya, internet bermanfaat untuk membentuk citra diri yang positif sepanjang kita juga menghormati privasi orang lain.

"Jadi biasakan memberi saran dan komentar yang baik, hormati waktu dan bandwith orang lain dan akseslah hal-hal yang baik dan tidak dilarang," ujar Hidayatun. Selebihnya, saat melakukan aktivitas produktif dan kreatif itu pengguna internet disarankan tidak melakukan seruan atau ajakan-ajakan yang sifatnya tidak baik.

Hidayatun mengatakan, warganet perlu kreatif, memahami trend global, juga adaptif laju teknologi, mampu kolaborasi, namun juga cerdas secara emosional.

"Sebagian besar warga di Indonesia sudah melek internet namun yang perlu dipahami bahwa dalam penggunaan internet itu butuh netiket atau Nettiquette, tata krama atau etika dalam berkomunikasi lewat internet," jelasnya.. 

Webinar yang dipandu Amel Sannie ini juga menghadirkan narasumber lain, yakni Direktur Lembaga Survei IDEA Institute Indonesia Jafar Ahmad, Kepala MAN 1 Karanganyar Lanjar Utami, serta Vanessa Axelia selaku key opinion leader. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment