Beradaptasi dengan Transformasi Digital untuk Pendidikan Bermutu
Banyumas – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyapa kembali masyarakat Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dalam kegiatan webinar literasi digital yang membahas tema “Transformasi Digital untuk Pendidikan yang Lebih Bermutu”, Kamis (26/8/2021). Kegiatan ini merupakan bagian dari program nasional literasi digital yang diusung Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan kecakapan digital masyarakat dalam mengarungi transformasi digital.
Diskusi virtual kali ini dipandu oleh entertainer Thommy Rumahorbo dan diisi empat narasumber: Diana Aletheia Balienda (entrepreneur), Tommy Destryanto (praktisi IT), Anggraini Hermana (praktisi pendidikan), dan Irfan Bahtiar (social media enthusiast). Hadir juga Safira Hasna (Wakil 2 Mbak Jateng 2019) sebagai key opinion leader. Masing-masing narasumber menyampaikan materi diskusi dari sudut pandang empat pilar literasi digital: digital culture, digital skills, digital ethics, dan digital safety.
Irfan Bahtiar yang menyampaikan materi diskusi dari sudut pandang etika digital mengatakan, transformasi digital pendidikan di Indonesia adalah proses perubahan pola pikir manusia dalam melakukan transfer pengetahuan dengan bantuan teknologi yang selaras dengan nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang. Namun seyogianya juga membekali anak didik tidak hanya penggunaan teknologi, tetapi juga etika.
Transformasi digital pada bidang pendidikan memunculkan tolok ukur yang berbeda dari pembelajaran tatap muka. Sebab, akses dan aksesibilitas pendidikan harus ditingkatkan mengingat sarana pembelajaran dilakukan secara daring. Materi kurikulum dapat dipersonalisasikan dengan memanfaatkan teknologi virtual. Namun keamanan infrastruktur digital juga mesti ditingkatkan.
“Etika digital bagi penyedia layanan pendidikan harus sesuai terhadap aturan hukum dan norma yang berlaku di dalam masyarakat dan memberikan akses terbuka bagi semua. Kebebasan memilih, pengguna harus diberikan pilihan untuk menggunakan layanan ataupun untuk tidak menggunakan suatu fitur tertentu. Serta keamanan emosional, yaitu memberikan lingkungan yang aman, tenang, dan inklusif akan memberikan keamanan emosional dan keamanan bagi penggunanya,” jelas Irfan Bahtiar.
Menyambung diskusi, Anggraini Permana berpendapat, untuk menerapkan literasi digital maka dibutuhkan peningkatan dan pemerataan. Faktanya, kualitas pendidikan di Indonesia belum merata. Kualitas pendidikan di kota-kota besar memang sudah baik fasilitas pendidikannya, namun di pelosok negeri dan pinggiran masih terdapat perbedaan kualitas terkait terpenuhinya standar nasional pendidikan, utamanya sarana prasarana pendidikan dan sumber daya pendidik yang hasilnya prestasi siswa pun timpang.
“Hal yang perlu dipersiapkan bagi guru dan siswa dalam literasi digital adalah meningkatkan kecakapan digital. Cakap dalam mengoperasikan perangkat digital dengan berkolaborasi siapa yang sudah pandai mengajari yang belum mampu. Harus update aplikasi yang dapat mendukung kegiatan belajar mengajar, kemudian dipelajari dan menerapkannya dalam pembelajaran. Harus rajin mencari referensi pembelajaran dan menggali tips agar pembelajaran bisa menyenangkan,” jelas Anggraini Hermana kepada 200-an peserta webinar.
Di era digital ini sudah banyak sekali portal pendukung belajar online yang bisa dimanfaatkan. Mulai dari Google Workspace for Education, Quizwhizzer, Ayogurubelajar yang dapat dimanfaatkan pendidik untuk memberikan materi aja. Atau, untuk belajar mandiri siswa ada aplikasi belajar daring Zenius, Kelas Pintar, Rumah Belajar. Serta aplikasi-aplikasi yang bisa dimanfaatkan untuk membuat konten materi yang lebih menarik menggunakan Canva, atau untuk menambah keterampilan bahasa menggunakan Duolingo dan sebagainya.
“Menjadi guru dan siswa yang kreatif dapat beradaptasi dengan media digital yang sudah ada. Membuat presentasi melalui Youtube, Instagram sebagai media pengumpulan tugas, TikTok untuk membuat pembelajaran singkat, memanfaatkan portal online edukasi, membuat website dan berbagai teknologi digital yang dapat dikulik lebih jauh untuk dimanfaatkan dalam mentransfer ilmu pengetahuan secara daring namun menyenangkan,” pungkasnya. (*)
Post a Comment