Aktualisasikan Nilai-nilai Dasa Dharma dan Tri Satya untuk Jadi Pandu Digital dan Generasi Teladan
Semarang – Setelah melalui sejarah yang panjang sejak masa sebelum kemerdekaan dan mengalami beberapa kali pergantian nama, akhirnya pada 1961 Gerakan Pramuka (Praja Muda Karana) resmi ditetapkan melalui Keppres RI Nomor 238/1961. Tujuan Gerakan Pramuka adalah mendidik menjadi orang yang berjiwa kesatria, gagah berani, dan suka menolong sesama makhluk. Menjadi Pramuka adalah generasi muda teladan!
”Era digital membutuhkan pendidikan karakter ala Pramuka,” kata pengajar Administrasi Publik Fisip Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang Hartuti Purnaweni, saat menjadi narasumber pada webinar literasi digital bertema ”Pramuka Generasi Muda Teladan Pandu Digital Hadapi Kebiasaan Baru” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (26/8/2021).
Hartuti mengatakan, pendidikan Pramuka termasuk pendidikan karakter yang diarahkan untuk mendorong Pramuka memahami, mengembangkan dan mempraktikkan nilai-nilai budaya luhur dalam kehidupan sehari-hari. Itu bisa berupa rasa hormat, tangguh, tanggung jawab, jujur, peduli, adil, berkomitmen dan berintegritas, yang merupakan aktualisasi nilai-nilai Dasa Dharma dan Tri Satya untuk menjadi pandu digital serta menjadi generasi teladan.
”Budaya pandu adalah yang sesuai dengan tuntunan Pramuka Dasa Dharma, dan janji atau sumpah Pramuka yaitu Tri Satya. Dasa Dharma berisi sepuluh tuntunan tingkah laku bagi Pramuka Indonesia yang berisi ketentuan moral atau watak Pramuka serta penjabaran Pancasila. Tri Satya ialah tiga janji dan tiga kode moral yang mendasari gerakan Pramuka,” jelas Hartuti.
Adapun isi ke sepuluh tuntutan (Dasa Dharma) itu, lanjut Hartuti, yakni: Taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa; Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia; Patriot yang sopan dan kesatria; Patuh dan suka bermusyawarah; Rela menolong dan tabah; Rajin, terampil, dan gembira; Hemat, cermat, dan bersahaja; Disiplin, berani, dan setia; Bertanggung jawab dan dapat dipercaya; Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.
”Adapun tiga janji Pramuka, biasanya diawali dengan kata ’Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh’: Pertama, menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan mengamalkan Pancasila; Kedua, menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat; Ketiga, menepati Dasa Dharma,” sebut Hartuti.
Berikutnya, staf pengajar Ilmu Administrasi Publik Fisip Universitas Diponegoro lainnya, AP Tri Yuningsih menyatakan misi utama gerakan Pramuka adalah untuk mendidik pemuda dan pemudi Indonesia demi meningkatkan rasa cinta tanah air dan bela negara. Hal itu seperti tertuang dalam Dasa Dharma Pramuka.
Sikap yang tertanam berkat kegiatan latihan Pramuka, kata Yuni, bahkan bisa menjadi bekal saat menghadapi situasi new normal seperti sekarang. Sikap tersebut, yakni siap menghadapi tantangan, adaptasi, waspada, dekat dengan alam, dan jiwa petualang. ”Itulah lima sikap yang didapat anggota Pramuka, dan kini bisa jadi bekal untuk menghadapi new normal,” tegas Yuni.
Untuk menjadi pandu digital, menurut Yuni, maka ia mesti dapat meningkatkan literasi teknologi informasi di masyarakat. Misalnya, dengan mengajarkan bagaimana mengetahui bahwa sebuah berita atau informasi itu hoaks, bagaimana menggunakan medsos dengan baik, dapat membina dan mendampingi masyarakat untuk selalu waspada terhadap konten hoaks yang mereka peroleh di media sosial.
”Selain itu, dapat mendorong masyarakat memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan perekonomiannya, maupun melakukan upaya pendampingan langsung ke masyarakat. Misalnya, mengajarkan masyarakat di desa untuk berjualan online,” sebut Yuni.
Webinar yang dipandu oleh moderator Humas Kwarda Anggi Sinyol itu juga menghadirkan narasumber Lisa Adhrianti (dosen UNIB, anggota Japelidi), Heru Djatmiko (Wakil Humas Gerakan Pramuka Kwarda Jateng), dan sutradara Harris Nizam selaku key opinion leader. (*)
Post a Comment