News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Ketika 'Blended Learning' Jadi Pilihan Metode Pembelajaran

Ketika 'Blended Learning' Jadi Pilihan Metode Pembelajaran




BANJARNEGARA: Tidak ada satu pihak pun yang mampu menghindari proses transformasi dari revolusi industri 3.0 ke revolusi industri 4.0, termasuk dunia pendidikan.

Perkembangan dunia menuju transformasi digital ini memperlihatkan peran teknologi digital yang begitu besar dampaknya pada berbagai aspek kehidupan.

Jika dicermati kemajuan teknologi ini telah banyak mengubah paradigma dan praktik pendidikan dengan semakin banyak bermunculan aplikasi atau perangkat lunak guna mendukung kegiatan pembelajaran.

Kepala MTsN Semarang Hidayatun mengungkapkan, strategi dalam penanaman budaya bermedia digital dalam pembelajaran dapat menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran tradisional secara sederhana.

"Sebagian besar pendekatan tradisional untuk pendidikan karakter menekankan peran kebiasaan, imitasi, pemodelan, arahan, penghargaan dan sanksi dalam pembentukan karakter dan itu perlu dilakukan secara kontinyu," kata Hidayatun saat hadir sebagai narasumber dalam webinar literasi digital bertajuk "Metode Pembelajaran di Era Digital" yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo untuk warga Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin (26/7/2021).

Hidayatun mengatakan untuk mendampingi pembelajaran anak didik agar tak lepas dari budaya dan norma saat bermedia digital, peran guru juga orangtua krusial dan tak bisa dilepaskan dari tuntutan monitoring secara berkala.

"Yang penting kita jaga bagaimana digital culture saat transformasi digital ini tetap ada akibat perubahan pola pikir dalam beradaptasi dengan perkembangan digital," ucapnya.
 
Digital culture sendiri merupakan kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari.

Hidayatun membeberkan, dampak rendahnya pemahaman nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika antara lain tidak mampu memahami batasan kebebasan berekspresi dengan perundungan siber, ujaran kebencian, pencemaran nama baik atau provokasi yang mengarah kepada perpecahan di ruang digital.

"Peserta didik juga tidak mampu membedakan misinformasi, disinformasi, dan malinformasi ketika pemahaman atas nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika ini rendah," kata dia dalam webinar yang juga menghadirkan narasumber Riant Nugroho (pengajar dan pegiat literasi digital), Zainudin Muda Z. Monggilo (dosen Komunikasi UGM), dan Lanjar Utami (Kepala MAN 1 Karanganyar) itu.

Hidayatun menuturkan, semangat berbudaya di era digital ini penting karena juga menjadi dorongan perilaku menjaga ketahanan bangsa. 

"Satu contoh, kita harus tetap mencintai produk dalam negeri meskipun akses terbuka luas. Misalnya dalam berbelanja, tetaplah bijak menjadi konsumen era digital, cintai dan membeli produk lokal, sekaligus hindari pola konsumsi berlebihan," ujarnya.

Hidayatun mengungkapkan, dengan transformasi digital ada satu budaya yang juga tak boleh dilupakan yakni kolaborasi.

Kolaborasi menjadi hal penting dalam pengembangan pendidikan di era digital guna menghasilkan metode pembelajaran yang makin kreatif dan sesuai perkembangan zaman di masyarakat.

Kepala MAN 1 Karanganyar Lanjar Utami dalam kesempatan itu mengatakan, satu hal yang tak bisa ditolak dalam adaptasi pembelajaran di era digital ini adalah sistem pembelajaran terpadu atau blended learning.

"Blended learning menjadi strategi pembelajaran yang berupaya memadukan pembelajaran berbasis kelas/tatap muka dengan pembelajaran berbasis teknologi dan informasi yang dilakukan secara online," kata Lanjar.

Selama ini strategi pembelajaran yang populer di Indonesia adalah pembelajaran berbasis kelas tradisional (klasik) dengan menggunakan metode ceramah. 

Penambahan inovasi pembelajaran yang tepat akan menghasilkan kemandirian dan rasa percaya diri siswa yang telah berusaha bereksplorasi dan bereksplorasi tidak hanya pada guru. Hal inilah yang menyebabkan blended learning menjadi pilihan, tanpa pembelajaran blended tidak cukup hanya dengan tatap muka atau melalui metode online seperti yang ditempuh saat ini.

Sebagaimana di kota/kabupaten lain, di Banjarnegara Kementerian Kominfo juga akan menyelenggarakan serangkaian Webinar Literasi Digital: Indonesia Makin Cakap Digital selama periode Mei hingga Desember 2021.

Serial webinar ini bertujuan untuk mendukung percepatan transformasi digital, agar masyarakat makin cakap digital dalam memanfaatkan internet demi menunjang kemajuan bangsa.

Wa/rga masyarakat diundang untuk bergabung sebagai peserta dan akan terus memperoleh materi pelatihan literasi digital dengan cara mendaftar melalui akun media sosial @siberkreasi. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment