News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Cara Kota Yogyakarta Olah Limbah Medis Saat Pandemi

Cara Kota Yogyakarta Olah Limbah Medis Saat Pandemi


Ilustrasi Covid-19 (ist)

Yogyakarta: Pemerintah Kota Yogyakarta memiliki cara tersendiri dalam menangani timbunan limbah medis di masa pandemi Covid-19 yang masih terus meningkat. 

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Kota Yogyakarta menyatakan dalam memilah limbah medis yang ada melibatkan seluruh puskesmas.

"Bagi fasilitas layanan kesehatan yang tidak bisa mengolah sendiri limbah medis infeksiusnya diambil alih penangannnya oleh DLH Kota Yogyakarta," kata Analis Lingkungan Hidup DLH Kota Yogyakarta Novita kuswandari Kamis 15 Juli 2021.

Pihak DLH Kota Yogyakarta sendiri dalam penanganan limbah medis itu
bekerjasama dengan pihak ketiga dalam hal transporter dan pengolah limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang sudah mengantongi ijin Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK). 

Pihak ketiga ini, ujar Novita, dilibatkan 
pula menangani limbah medis Covid-19 mulai rumah sakit, rumah sakit rujukan Covid-19, puskesmas, klinik, laboratorium uji deteksi Covid-19, shleter maupun limbah medis Covid-19 dari uji deteksi seperti tes swab PCR, rapid antigen dan GeNose.

Novita mengatakan sampai saat ini fasilitas layanan kesehatan di Yogya yang sudah memiliki mesin pembakaran sampah atau insinerator  antara lain rumah sakit umum daerah (RSUD) Yogya dan RS Dr. Soetarto sehingga bisa langsung memusnahkan sendiri limbah medis infeksiusnya.

Limbah medis tersebut akan dimusnahkan dengan cara dibakar. Pembakaran yang dilakukan insinerator bisa mencapai suhu 1200-1500 derajat celcius. Abu hasil pembakaran lalu disimpan ke wadah khusus yang kedap air.

''Biasanya abu diproses dengan sanitary landfill atau dikubur," kata dia.

Sedangkan limbah medis untuk pasien isolasi mandiri di rumah, DLH Kota Yogyakarta meminta jangan sampai limbah medisnya tercampur dengan sampah domestik.

DLH Kota Yogyakarta sendiri juga bekerjasama dengan relawan dalam pemilihan dan pengolahan limbah medis dengan arahan puskesmas wilayah untuk pengelolaannya.

Novita menuturkan, masyarakat bisa berperan dalam membantu mengolah limbah medis infeksius dengan memilahnya.

Untuk pasien positif Covid-19, baik limbah medis infeksius atau limbah sisa makanan atau yang tersentuh bisa langsung dipisahkan ke tempat sampah medis yang berwarna kuning di tiap wilayahnya.

Novita menuturkan di masa pandemi seperti saat ini penanganan limbah medis berperan penting sebagai bagian memutus rantai penularan.

''Limbah medis seharusnya memang segera dimusnahkan agar tidak menjadi mata rantai penularan penyakit atau yang biasa disebut innos atau infeksi nosokomial," ujarnya. (Ins/Bra)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment