News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Selama Pandemi, Jumlah Kejahatan Digital Cenderung Meningkat

Selama Pandemi, Jumlah Kejahatan Digital Cenderung Meningkat



WARTAJOGJA.ID: Pandemi Covid-19 yang belum berakhir menyebabkan  proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali diturunkan. Kasus Covid-19  yang semakin meningkat, masih adanya pembatasan sosial dan stimulus untuk dunia usaha, belum optimal dan belum adanya tanda pemulihan ekonomi yang signifikan menjadi alasan pemerintah  menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi. 

Akibat pandemi Covid-19, juga menyebabkan kenaikan kemiskinan global. Ini adalah kejadian pertama dalam beberapa dekade terakhir. Pendapat itu disampaikan Aidil Wicaksono dari Kaizen Room saat mengisi webinar Program Gerakan Nasional Literasi Digital  di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Selasa (8/6/2021). "Data PBB mencatat lebih dari 71 juta orang masuk ke jurang kemiskinan ekstrem," ujarnya. 

Di Indonesia, proses pemulihan ekonomi tidak dapat berjalan mulus  apabila tidak dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan. Menurut Asian Development Bank, Indonesia diprediksi akan mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi 5,3% pada tahun 2021. 

Naiknya angka kemiskinan dan perubahan pola hidup masyarakat Indonesia di masa pandemi Covid-19 yang cenderung lebih banyak beraktivitas digital, ternyata turut berimbas pada kenaikan jumlah kejahatan di dunia digital teknologi dan upaya peretasan. 

“Dampaknya, penipuan online melalui paltform digital meningkat. Ada 1.617 laporan penipuan online dari Januari 2019 hingga Januari 2020 dengan total kerugian mencapai Rp 49,92 miliar dan total aduan melalui portal patrolisiber sebanyak 1.566,” katanya. 

Ia mewanti-wanti, maraknya aktivitas digital yang dilakukan masyarakat harus diibarengi dengan pentingnya memproteksi perangkat digital yang dimiliki. Aidil memberi tips untuk mengenali jenis penipuan online yang terjadi di masa pandemi. 

Modus yang sering adalah “share login info" yang merupakan suatu bentuk penipuan dengan mencuri informasi yang sensitif terkait akun transaksi, seperti PIN, OTP dan password. Modusnya dengan memberikan informasi bohong /palsu yang menyebabkan korban tanpa sadar memberikan onformasi sensitive tersebut” katanya.

Yang kedua, Aidil menambahkan, share care Info adalah satu bentuk tindakan penipuan dengan mencuri informasi data kartu, baik nomor kartu atau kode OTP dari bank penerbit. ”Modusnya adalah menghubungi korban mengatasnamakan bank dengan beralasan untuk suatu hal dan tanpa kita sadari korban memberikan informasi penting terkait akun OTP atau PIN,” paparnya. 

Dari keamanan digital, Aidil menyinggung pergeseran dunia sekarang yang dipengaruhi oleh teknologi, atau tepatnya VUCA.
VUCA sendiri singkatan dari Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity. Intinya, dunia yang kita hidupi sekarang, di mana perubahan sangat cepat, masa depan yang tak pasti, banyak faktor yang sulit dikontrol dan tak terlihat dalam mengambil keputusan, dan ketidakjelasan pengaruh satu peristiwa  terhadap peristiwa lain.

Rina Herawati narasumber lain menjelaskan, pada 2030  akan ada 27-47 juta pekerjaan baru yang tercipta dan 10 juta pekerjaan baru tersebut ada pada tipe-tipe baru. “Seperti layanan kesehatan, konstruksi pabrik dan ritel," tuturnya.

Selain diisi Aidil Wicaksono  dan Rina Herawati, webinar di Kabupaten Tegal juga menghadirkan Bella Ashari sebagai moderator, Kamila Hamidah dari International Islamic University Pakistan, M. Sekhun Ichrom Pemimpin Umum Harian Radar Tegal dan Putri Juniawan presenter TV Nasional. 

Di samping di Kabupaten Tegal, Kementerian Kominfo RI akan menyelenggarakan berbagai kegiatan Webinar Literasi Digital di sejumlah kota dan kabupaten di 34 Provinsi di  Indonesia selama periode Mei  hingga Desember 2021. Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung percepatan transformasi digital agar masyarakat semakin cakap digital dalam memanfaatkan internet untuk menunjang kemajuan bangsa. (Rls)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment