News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Formula Jualan yang Laku Keras di Media Sosial

Formula Jualan yang Laku Keras di Media Sosial




WARTAJOGJA.ID.: Webinar literasi digital yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, 10 Juni 2021, membahas topik menarik, praktis, dan pragmatis. Yakni, bagaimana menciptakan ekosistem kewirausahaan digital. Intinya, lewat webinar ini para peserta diajak dan dibimbing untuk menekuni bisnis online.

Empat narasumber tampil memberikan materi. Masing-masing Anang Putra Dharmawan (CEO Marc Indonesia), Gisella Ang (praktisi pendidikan), Widiasmorojati (konsultan bisnis), dan Jota Eko Hapsoro (CEO Jogjania.com) plus Michelle Wanda yang menjadi key opinion leader. Dialog virtual yang dimoderatori Adrian ini berlangsung hangat, diikuti peserta dari berbagai profesi dan generasi.

Sesuai tema, Anang Putra Dharmawan langsung menyodok peserta dengan bahasan seputar formula jualan yang laku keras dengan copywriting di media sosial. ”Copywriting adalah teknik membujuk pembaca (lewat tulisan) untuk mengikuti perintah Anda. Perintah apa pun yang bertujuan untuk menghasilkan konversi, seperti membeli, berlangganan, mendaftar, dan sebagainya,” tuturnya.

Pertama, lanjut Anang, adalah ”formula BAB”, yang terdiri dari Before: kondisi audiens sekarang. Ceritakan masalah yang dialami. Lalu After: kondisi yang diinginkan. Ceritakan bagaimana asiknya kalau masalah tersebut  selesai, dan Bridge: bagaimana cara mencapai kondisi itu.

Anang lalu mencontohkan copywrite dengan formula BAB: ”Mau six pack harus nge-gym ? Itu dulu !! Sekarang kamu bisa fitnes di rumah. Lebih privasi. Ga perlu kena macet. Ga perlu malu-malu.” Atau, ”Antrinya panjang, lama, keburu laper. Itu dulu. Sekarang udah ga jamannya mau makan harus antri panjang. Cukup pesen di Go-Food, biar abangnya yang antriin makan buat kamu.”

Kedua, sebut Anang, adalah formula PIS: Pikat, Ikat, Sikaaat. Pikat, intinya bagaimana memikat audiens. Membuatnya berhenti dari apa pun kesibukannya dan mulai fokus hanya memperhatikan iklan Anda. Tugasnya adalah mendapatkan perhatian. ”Ikat, tugasnya adalah membuat audiens  terus menonton iklan kita. Sedangkan Sikat, tugasnya bagaimana kita memberi jalan keluar untuk masalahnya,” ujar Anang.

Contoh copywrite dengan formula PIS: ”Faktanya, 7 dari 10 perselingkuhan terjadi di lingkungan kerja (’Pikat’). Suami lebih sering habiskan waktu dengan teman kerja dibanding keluarga (’Ikat’). Di kantor banyak wanita cantik (’Ikat’). Yakin suami Anda tidak tergoda? Buat suami Anda tetap ingat Anda di rumah (’Sikat’).”

Terkait ’Pikat’, Anang menambahkan, sodok audiens dengan gambar dan video yang nonjok. ”Juga, headline yang bikin gatel ngeklik, sub headline yang memikat, kalimat pertama yang menggoda, lalu sentuh hatinya untuk rogoh saldonya,” cetusnya.

Sementara narasumber lain, Gisella Ang, mengajak peserta webinar mendalami soal pemanfaatan marketplace untuk usaha online bagi UMKM. Ia memulai dengan menjelaskan perihal marketplace yang ia sebut memiliki makna beragam, mulai dari toko online, media perantara, pihak ketiga (transaksi), tempat berjualan, dan fasilitas pembayaran.

”Berbisnis atau berjualan di marketplace punya banyak keuntungan. Di antaranya, pengelolaan toko lebih mudah, potensi market lebih besar, dan lebih dapat meyakinkan pembeli,” ujarnya.  

Menjawab pertanyaan, apakah semua produk cocok dijual di marketplace? Menurut Gisella, ada dua kategori. Untuk kategori common product: metode penjualannya standar dan dapat menjangkau siapa saja. Sedangkan kategori luxurious product, perlu metode penjualan khusus, tergantung segmen pasar dan target marketnya.

Gisella lantas mengajarkan beberapa hal teknis terkait aktivitas promosi, termasuk cara menampilkan produk di marketplace. Juga, cara menaikkan rating toko di marketplace. Di antaranya, memiliki persentase chat dibalas lebih dari 80 persen, skor atau penilaian toko lebih dari 4.5, serta mempunyai lebih dari 10 pembeli berbeda dengan bulan sebelumnya.

”Terakhir, tidak punya poin penalti. Lalu, patuh pada kebijakan Marketplace, seperti tidak ada kejanggalan pada aktivitas akun, penyalahgunaan program untuk kepentingan pribadi, atau riwayat pesanan yang tidak wajar,” jelas Gisella, memungkas paparan. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment