News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Bermedia Sosial yang Bijak dan Bermartabat

Bermedia Sosial yang Bijak dan Bermartabat



WARTAJOGJA.ID : Webinar literasi digital buat warga Kabupaten Cilacap kembali digelar Selasa (15/6/2021). Kali ini, kegiatan yang dihelat Kementerian Kominfo bersama Debindo ini mengusung topik menarik: ”Bermedia Sosial yang Bijak dan Bermartabat".  

Webinar yang dipandu entertainer Adhi Putera ini dimulai pukul 13.00 WIB, menghadirkan narasumber utama Krisna Murti (IAPA), Taufiqurrohman (dosen Ilmu Komunikasi UMY), Muhammad Yusuf (dosen Universitas Sains AlQuran), Muhammad Ilham Nur Fatah (Kaizen Room) dan Sheila Siregar (presenter) sebagai key opinion leader. 

Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Literasi Digital Nasional: Indonesia Makin Cakap Digital yang telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada 20 Mei 2021 lalu. 

Krisna Murti dari IAPA (Indonesian Association for Public Administration) dalam paparannya antara lain menyebut ihwal pentingnya publik memahami sikap bijaksana di media sosial. 

"Lalu, bagaimana cara kita agar tetap beretika di media sosial?" tanya Krisna.

Krisna mengatakan, pengguna media sosial sebaiknya tidak menggunakan media sosial saat emosinya sedang tidak baik. Emosi sangat mempengaruhi apa yang akan kita keluarkan dalam bentuk seperti tulisan, uneg-uneg atau gambar melalui media sosial. 

"Gunakan media sosial untuk menulis sesuatu, juga berkarya ketika emosi sedang baik, supaya yang kita keluarkan di media sosial bukan dilatari kebencian, kemarahan, karena bisa jadi yang kita buat bukan untuk konsumsi publik," ungkap Krisna.

Krisna juga menyarankan, sebagai bagian dari etika bermedia sosial, hendaknya pengguna memakai data asli, bukan data palsu. Ini menandakan akun yang digunakan dalam kendali penuh tanggung jawab.

"Begitu banyak cara yang dilakukan seseorang untuk menjatuhkan karakter orang lain. Salah satu caranya melalui identitas palsu untuk menyerang pengguna lainnya agar namanya menjadi jelek dan jatuh," kata dia.

Krisna mengatakan perlunya pengguna media sosial memberikan informasi secara bijak. Sebab, sangat penting bagi kita memperhatikan hal itu saat hendak membagikan informasi kepada khalayak umum, terutama jika sudah berhubungan dengan pribadi dan keluarga.

"Hindari memberikan informasi yang bersifat privasi dan rahasia," tegasnya. 

Lebih jauh, beretika di media sosial juga sangat dipengaruhi komunikasi yang dilakukan. "Berkomunikasilah dengan sopan dan santun. Gunakan kaidah bahasa dengan baik dan benar, dalam bentuk tulisan maupun ucapan," ujarnya.

Memang benar, apa pun yang kita posting di internet bebas tanpa cekal, termasuk konten berbau pornografi. 

"Tapi jangan sampai penyebaran konten pornografi itu dilakukan, meskipun bebas. Begitu juga dengan konten berbau SARA. Sebagai negara dengan beragam suku, bangsa, agama dan golongan, konten SARA wajib dihindari," tegas Krisna.

Dalam menyampaikan informasi ke media sosial, Krisna Murti juga menyarankan untuk memastikan dulu hal itu berdasar fakta dan data.

"Think before you write (berpikirlah sebelum menulis), begitu banyak media yang membuat opini tidak sesuai dengan fakta dan data yang ada. Mereka hanya mengedepankan bagaimana orang tertarik walau menempuh cara yang salah," kata Krisna.

Di sesi lain, dosen Universitas Sains AlQuran Muhammad Yusuf mengatakan, sedikitnya ada empat kategori konten positif yang bisa dibagikan di media sosial. 

Pertama, Konten Inspiratif yakni konten untuk menginspirasi orang lain agar melakukan kebaikan. Kedua, Konten Informasi yakni berisi informasi yang benar-benar dibutuhkan orang lain. Ketiga, Konten Edukatif berisi konten mendidik yang dapat menambah pengetahuan orang lain. Keempat, Konten Menghibur, berisi konten ringan yang sifatnya menghibur orang lain.

"Keempat konten positif ini bisa menjadi warna untuk interaksi di media sosial, yang merupakan satu aplikasi untuk berinteraksi satu sama lain dan saling berbagi informasi," ujar Yusuf.  (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment