Seruan Sultan HB X Pelaksanaan PPKM Ketiga Di Yogya
Sri Sultan Hamengku Buwono X |
WARTAJOGJA.ID: Raja Keraton yang juga Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X membuat seruan dalam bentuk sapa aruh (sapaan) secara formal kepada masyarakatnya saat memulai penerapan hari pertama Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ketiga atau PPKM Mikro di Bangsal Kepatihan Yogyakarta Selasa 9 Februari 2021.
Dalam wejangannya, Sultan menekankan, di masa kebijakan pembatasan untuk mencegah penularan Covid-19 yang di Yogya dinamai Pembatasan Terbatas Kegiatan Masyarakat (PTKM) ke tiga itu masyarakat mulai menguatkan ketahanan di tingkat RT/Dusun.
“Hampir setahun kita terganggu oleh penularan Covid-19, tapi dalam kenyataan sehari-hari kita belum disiplin mematuhi aturannya,” kata Sultan.
Sultan mengatakan, meski sudah mulai vaksinasi massal untuk meningkatkan kekebalan tubuh, ia meminta warga tidak abai-aturan protokol kesehatan.
“Terutama yang sering terabaikan adalah jaga jarak aman, menghindari kerumunan, dan hanya keluar rumah jika memang perlu. Terlebih lagi, harus menjauhi interaksi dengan orang lain,” ujar Sultan.
Bahkan, ujar Sultan, warga meski di rumah sendiri pun tetap diminta mengenakan masker. Karena kini penularannya sudah menjalar antaranggota keluarga dan dengan tetangga.
“Semua ini, untuk membangun keluarga-tangguh pandemi, agar tidak menjadi sumber penularan atau tertular orang lain,” kata Sultan.
Sultan meminta warga memakai masker bukan karena takut didenda, jaga jarak bukan karena menghindari teguran, dan sering cuci tangan bukan karena disuruh, tapi supaya jangan tertular.
“Berdiam di rumah bagaikan madrasah, tempat belajar hidup dan berkreasi,” kata dia,
Sultan mengakui, meski protokol itu penting, tapi belumlah cukup. Karena itu ia juga mengajak seluruh otoritas terkait untuk mendayagunakan seluruh sumberdaya. Yaitu rekrutmen tambahan tenaga kesehatan, pemanfaatan sumber dana, sarana pendukung untuk isolasi mandiri dengan alih fungsi hotel, pendekatan yang tepat tuju serta penggunaan teknologi tepat guna dan berbiaya murah, seperti GeNose C19 temuan UGM.
Untuk mendorong agar masyarakat lebih mematuhi Pengetatan Terbatas Kegiatan Masyarakat (PTKM) kali ini, Sultan mengaku mengandalkan pada ketangguhan RT/Dusun sebagai basis ketahanan sosial.
“Sebagai satuan komunitas sosial terkecil akan lebih sederhana dan relatif mudah dalam pelaksanaannya. Karena, saya anggap komunitasnya masih berpegang pada kearifan lokal sebagai dasar tindakan,” ujarnya.
Sultan meminta warganya bisa lebih menghidupkan tenggang-rasa antar tetangga dengan kemauan siap berbagi atas dasar peduli-lindungi.
“Saling menyapa atas kondisi kesehatan dan keselamatan tetangga untuk meningkatkan kesiap-siagaan warga, tetap guyub-rukun, gotong-royong dalam menghadapi Covid-19 serta berbagai dampaknya,” kata dia.
Dengan kondisi pandemi Covid-19 kian meluas, di Yogya, Sultan meminta setiap warga perlu memberdayakan diri dengan sistem kelompok Jaga-Warga. Sehingga bisa terbangun RT/Dusun siaga tangguh melalui kesepakatan bersama.
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY Berty Murtiningsing mengatakan per 8 Februari 2021 kasus terkonfirmasi Covid-19 di DIY sebanyak 23.754 kasus. Di mana dari jumlah itu tercatat 553 kematian, 17.044 kasus sembuh, dan sisa kasus aktif 6.157 kasus. (Cak/Rls)
Post a Comment