News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Anggota MPR RI Cholid Mahmud: Yang Mereduksi Pancasila Terbukti Akan Membawa Keterpurukan

Anggota MPR RI Cholid Mahmud: Yang Mereduksi Pancasila Terbukti Akan Membawa Keterpurukan




Anggota MPR RI, H. Cholid Mahmud menghadiri acara Sosialisasi Tata Kehidupan Berbangsa dan Bernegara MPR RI di Ruang Serbaguna Kantor DPD RI DIY, Jalan Kusumanegara 133, Kota Yogyakarta, Ahad (7/2/2021). 


WARTAJOGJA.ID : Anggota MPR RI, H. Cholid Mahmud menghadiri acara Sosialisasi Tata Kehidupan Berbangsa dan Bernegara MPR RI di Ruang Serbaguna Kantor DPD RI DIY, Jalan Kusumanegara 133, Kota Yogyakarta, Ahad (7/2/2021). 

Dalam kesempatan itu Cholid memaparkan bahwa tugas generasi sekarang adalah berjuang merealisasikan nilai-nilai Pancasila itu agar teramalkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara konsisten, sungguh-sungguh, dan berkelanjutan.

“Siapapun, termasuk rejim Pemerintahan, kapan pun, apabila menggeser dan mereduksi Dasar Negara Pancasila terbukti dalam sejarah pasti membawa pada keterpurukan pada kehidupan berbangsa dan bernegara kita," kata Cholid.

Cholid melanjutkan ketika nilai dasar negara itu coba digeser atau direduksi, bukan kemajuan dan kemakmuran yang dicapai, tetapi penghamburan enerji anak bangsa serta percekcokan nasional dan keterbelahan dalam kehidupan bernegara. 

"Oleh karena itu, semua komponen bangsa perlu menyadari kinilah saatnya kita beraksi mengamalkan niali-nilai Pancasila hasil konsensus pendiri bangsa kita dengan konsisten bukan hanya dalam retorika kata-kata semata, tetapi dalam kebijakan, kebersikapan, dan dalam perbuatan nyata sehari-hari kita,” tegasnya. 

Cholid mengatakan Pancasila, rumusan PPKI, 18 Agustus 1945 sebagai konsensus nasional para pendiri bangsa hendaknya tidak digeser ke kiri atau ke kanan atau direduksi menjadi sangat sekuleristik sehingga dipertetangkan dengan niali-nilai agama. 

Para pendiri bangsa dan negara kita dahulu  adalah para tokoh nasional dan tokoh ulama pemimpin ummat di jamannya. 

"Beliau-beliau sudah sangat arif dan berjiwa besar menyepakati rumusan Pancasila tersebut. Bahkan, dinamika perdebatan dasar negara di masa kemudian, telah diakhiri dengan 
Dekrit Presiden Soekarno, 5 Juli 1959 yang menegaskan bahwa Piagam Jakarta menjiwai dan menjadi suatu rangkaian kesatuan dari konstitusi negara kita tersebut," tegas Cholid 

Acara ini dihadiri oleh para pemuda dan tokoh mahasiswa DIY dengan menggunakan protokol kesehatan standar di antara memakai masker dan posisi tempat duduk dibuat berjarak. 

Dalam acara ini juga dihadirkan sebagai nara sumber alumnus Program Pendidikan Lemhanas (PPRA), Angkatan  LX, Tahun 2020, H.M. Wajdi Rahman, S.I.P.,M.Si.

Sementara itu, alumnus Program Pendidikan Lemhanas (PPRA), Angkatan  LX, Tahun 2020, H.M. Wajdi Rahman, S.I.P.,M.Si. menguraikan “Sila Pertama dari Pancasila sejatinya menuntut setiap warga bangsa mengakui Tuhan yang Maha Esa sebagai pencipta dan tujuan akhir, baik dalam hati dan tutur kata maupun dalam tingkah laku sehari-hari. Konsekuensinya adalah Pancasila menuntut umat beragama dan berkepercayaan untuk hidup rukun walaupun berbeda keyakinannya. 

Lalu Sila kedua intinya mengajak masyarakat untuk mengakui dan memperlakukan setiap orang sebagai sesama manusia yang memiliki martabat mulia serta hak-hak dan kewajiban asasi. Dengan kata lain, ada sikap untuk menjunjung tinggi martabat dan hak-hak asasinya atau bertindak adil dan beradab terhadapnya."

Selanjutnya, masih menurut Wajdi Rahman, “Sila ketiga menumbuhkan sikap masyarakat untuk mencintai tanah air, bangsa, dan negara Indonesia, ikut memperjuangkan kepentingan-kepentingannya, dan mengambil sikap solider serta loyal terhadap sesama warga negara.

Sila keempat mengajak masyarakat untuk bersikap peka dan ikut serta dalam kehidupan politik dan pemerintahan negara, paling tidak secara tidak langsung, bersama sesama warga atas dasar persamaan tanggung jawab sesuai dengan kedudukannya masing-masing.

Adapun sila kelima Pancasila mengajak masyarakat aktif dalam memberikan sumbangan yang wajar sesuai dengan kemampuan dan kedudukan masing-masing kepada negara demi terwujudnya kesejahteraan umum, yaitu kesejahteraan lahir dan batin selengkap mungkin bagi seluruh rakyat Indonesia” pungkasnya.

(Cak/Rls)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment