News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Anggota Dewan Bantul Sebut Pemakaman Covid-19 Mirip Mengubur Anjing, Relawan Bawakan Peti Mati

Anggota Dewan Bantul Sebut Pemakaman Covid-19 Mirip Mengubur Anjing, Relawan Bawakan Peti Mati

Relawan di Kabupaten Bantul menggeruduk kantor DPRD Bantul dan bawakan peti mati untuk anggota DPRD bernama Supriyono, Senin (22/2)


WARTAJOGJA.ID: Relawan di Kabupaten Bantul menggeruduk kantor DPRD Bantul, Senin (22/2) usai anggota DPRD Bantul dari Partai Bulan Bintang, Supriyono menyebut pemakaman pasien COVID-19 seperti memakamkan kirik atau anjing. 

Dalam video yang berdurasi 30 detik itu, Supriyono juga menyebut bahwa bahwa dinas kesehatan bermain proyek dalam pandemi corona ini. 

"Mati lan urip iku kagungane Gusti, ora opo-opo di-COVID-ke opo-opo di-COVID-ke. Bar operasi kanker payudara penyakit gula mulih di-COVID-ke. Njur le mendem kaya mendem kirik ... seko dinas kesehatan entuk proyek do sakpenake dewe (hidup dan mati itu punya Gusti, tidak ada apa-apa di-COVID-kan, apa-apa di-COVID-kan. Habis operasi kanker payudara penyakit gula pulang di-COVID-kan. Lalu nguburnya seperti ngubur anjing. Dari dinas kesehatan dapan proyek semaunya sendiri)," katanya dalam video tersebut. 



Para relawan lantas berorasi di depan kantor DPRD Bantul. Sejumlah perwakilan relawan pun bertemu pimpinan DPRD Bantul untul audiensi. Dari audiensi itu, disepakati Supriyono harus meminta maaf dalam waktu 1x24 jam. 

"Kita minta waktu 1x24 jam untuk beliau meminta maaf secara terbuka di media massa maupun sosial," kata Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Bantul, Waljito usai audiensi. 

"Secara kelembagaan dia juga harus minta maaf," ujarnya. 

Waljito mengatakan apabila dalam 1 kali 24 jam Supriyono tidak meminta maaf maka para relawan akan melaporkan hal ini secara hukum. 



"Kalau selama 1 kali 24 jam tidak minta maaf maka kita akan kita laporkan secara hukum karena dia menghasut dan menyebarkan berita bohong. Kita tunggu bersama-sama 1X24 jam," katanya. 

Di sisi lain dia mengimbau kepada para relawan agar tetap tenang. Dia menegaskan bahwa relawan murni bertugas karena kemanusiaan, tidak ada tendensi baik materi maupun politik 

"Kita bersama-sama bersemangat lagi membantu masyarakat. Ladang ini sebagai ladang pahala kita. Kita solid, kita ikhlas," ujarnya. 

Terkait statement tersebut, Pelaksana harian (Plh) Bupati Bantul Helmi Jamharis menjelaskan bahwa statement Supriyono tidaklah tepat. 

"Ya nggak pas lah ya. Semua anggaran yang oleh negara kepada masyarakat melalui OPD itu dasarnya kebutuhan masyarakat," ujar Helmi dihubungi wartawan, Senin (22/2). 

Helmi menegaskan bahwa tidak sedikitpun Pemkab Bantul mengambil keuntungan terkait penanganan pandemi corona. 

"OPD butuh kegiatan untuk melayani masyarakat. Sehingga tidak ada yang mengambil keuntungan dari kegiatan tersebut," jelasnya. 



Sementara itu terkait statement tersebut Pemkab Bantul bersama Polres Bantul dan Kodim Bantul akan menggelar rapat. 

"Ya (rapat) soal video itu. Dari rapat itu sikap kita seperti apa," ujarnya. 

Kepada pejabat di Pemkab Bantul, Helmi pun mengimbau agar tidak mengeluarkan pernyataan yang kontraproduktif. Selain itu, pejabat juga harus mengapresiasi kerja-kerja masyarakat 

"Yang jelas namanya pemerintah aparatur sipil negara itu abdi negara abdi masyarakat jadi statement-statement perilaku yang diwujudkan harus menyejukkan masyarakat. Mengapresiasi kegiatan positif yang dilakukan masyarakat sehingga masyarakat itu merasa terlindungi oleh keberadaan pemerintah," katanya. 

Dalam audiensi antara relawan dan pimpinan DPRD Bantul disepakati bahwa dalam waktu 1x24 jam Supriyono harus segera meminta maaf. 

Sementara, awak media sudah berupaya menghubungi Supriyono tetapi tidak ada jawaban. Dia hanya membalas pesan WA bahwa dirinya sedang ada acara penting. 

"Masih di Purworejo, acara penting," katanya. (Cak/Rls)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment