News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Sultan HB X Jelaskan Alasan Pemecatan Gusti Prabukusumo dan Yudhaningrat Dari Keraton

Sultan HB X Jelaskan Alasan Pemecatan Gusti Prabukusumo dan Yudhaningrat Dari Keraton

Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X 


WARTAJOGJA.ID: Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X menyebut dua adiknya yang dicopot jabatannya di Keraton Yogyakarta karena tidak menjalankan kewajibannya selama lima tahun. Selama itu pula keduanya pun masih mendapatkan gaji dari APBN. 

Sultan mengatakan selama lima tahun terakhir mereka tidak bertanggung jawab atas jabatannya. “Mosok ming gaji buta (hanya menerima gaji), lima tahun ora (tidak) tanggung jawab. Kan pembina budaya, kan dari APBN (gajinya),” katanya di kantor Kepatihan Pemda DIY pada Kamis (21/1). 

Sultan mengatakan pergantian jabatan yang baru dilakukan saat ini pun dirasa terlalu lama. “Terlalu lama sebenarnya. Lima tahun gaji buta, yang bener dong,” katanya. 

Sultan berkata baginya tidak masalah jika keduanya tetap menjalankan amanah dari jabatannya dan tidak perlu diganti. “Ya ndak ada masalah, ya nek gelem aktif ya ra popo (kalau mau kerja tidak apa-apa),” katanya. 

Sultan mengatakan pergantian ini juga tidak ada hubungannya dengan Sabda Raja atau yang selama ini tidak sepaham dengan dirinya. Dirinya mencontohkan seperti KRT Jatiningrat dan KGPH Hadiwinoto.  

“(Kaitan Sabda Raja?) Ndak ada hubungannya. Wong nyatanya yang ndak setuju sama saya kalau tetap dia melaksanakan tugas sebagai penghageng juga nggak saya berhentikan. Mas Jatiningrat, Mas Hadiwinoto itu kan juga tetap kerja karena dia juga tetap mekasanakan tugas,” ucapnya. 

Dua adik Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, dipecat dari jabatannya dan digantikan dua putri Sultan. Gusti Bandara Pangaren Harya (GBPH) Yudaningrat dan GBPH Prabukumo (semestinya Prabukusumo) dicopot sebagai 'penggedhe' atau pejabat di Keraton Yogyakarta.

Sebagai penggantinya, putri sulung Sultan, GKR Mangkubumi, diangkat sebagai Penggedhe Kawedanan Hageng Punakawan Parwabudaya yang tugasnya merawat masjid, petilasan, dan makam milik keraton. Sedangkan putri bungsu Sultan, GKR Bendara, menjadi Pengedhe Nityabudaya yang berwenang mengurusi museum dan kearsipan. (Gas/Nus)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment