News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Peran Penting Kearifan Lokal saat Bencana dan Pandemi Covid-19

Peran Penting Kearifan Lokal saat Bencana dan Pandemi Covid-19


Wakil Wali Kota Yogyakarta Drs. Heroe Poerwadi, M.A. saat menjadi narasumber dalam 2nd International Conference (Webinar) Critical Role of Indigenous Knowledge Systems and Practices (IKSP) Amidst the Calamities and Pandemic 


WARTAJOGJA.ID: Indigenous Knowledge Systems and Practices (IKSP) adalah sistem dan praktik pengetahuan kearifan lokal, semacam adat istiadat masyarakat setempat yang dikembangkan secara terus menerus. 

Pemerintah Kota Yogyakarta memiliki pengalaman dalam menangani bencana berskala nasional seperti letusan gunung Merapi dengan menggunakan pendekatan kearifan lokal. Peristiwa tersebut kemudian dijadikan pelajaran dan referensi dalam menangani pandemi Covid-19 di Jogja.

Salah satu program kearifan lokal yang dilakukan Pemerintah Kota Yogyakarta dalam menanggulangi dampak pandemi Covid-19 adalah Gandeng Gendong. Yakni program sembako dari dan untuk masyarakat, donasi sosial pemerintah, takjil sembako, CSR, program relawan hijau, dan program edukasi relawan mengajar.

Itu disampaikan oleh Wakil Wali Kota Yogyakarta Drs. Heroe Poerwadi, M.A. saat menjadi narasumber dalam 2nd International Conference (Webinar) Critical Role of Indigenous Knowledge Systems and Practices (IKSP) Amidst the Calamities and Pandemic atau Konferensi Internasional ke-2 (Webinar) Peran Kritis Sistem dan Praktik Kearifan Lokal saat Bencana dan Pandemi, secara daring.




Kegiatan ini merupakan kerja sama antara Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta dengan College of Arts and Sciences (CAS) University of Philippine Manila. Webinar diikuti oleh 288 peserta baik presenter pada parallel sessions maupun partisipan dari lima Negara, yaitu Indonesia, Philippine, South Africa, Pakistan, dan India.

Heroe Poerwadi menuturkan, upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Yogyakarta dalam mengurangi resiko pandemi Covid-19 diantaranya adalah menerapkan perilaku hidup sehat dan bersih seperti penyediaan hand sanitizer dan tempat cuci tangan di publik area, dan penyemprotan disinfektan.

"Kemudian juga penerapan satu pintu (one gate system) di area perumahan dan perkantoran, dan kampanye Work from Home (WfH) dan Stay at Home," ujar Heroe Poerwadi, (14/12).

Wakil Rektor UAD Bidang Akademik Rusydi Umar, ST., MT., Ph.D. menyampaikan, konferensi ini ingin memfasilitasi pertukaran dan sharing pengetahuan, pengalaman, dan praktik terbaik tentang peran penting IKSP di tengah bencana dan pandemi Covid-19 pada level internasional.

"Fakultas Psikologi sebagai bagian dari civitas akademika UAD berupaya untuk berkiprah secara internasional melalui berbagai kerja sama, salah satunya melalui kolaborsi international conference dengan University of Philippine Manila ini," ujar Rusydi Umar.

Menurut Rusydi Umar, kegiatan ini juga memungkinkan peserta untuk mendiskusikan masalah, tantangan, dan kekhawatiran terkini terkait dengan peran penting IKSP di tengah pandemi. Sehingga dapat menarik kesimpulan dari saran-saran tentang cara mengatasinya.

"Dampak dari konferensi yang dilakukan adalah untuk mempromosikan perlindungan, pelestarian, dan ketahanan IKSP," ungkap Rusydi Umar. 

Kegiatan ini juga diharapkan dapat memberi dampak peningkatkan kolaborasi antara lembaga-lembaga akademik, organisasi non-pemerintah internasional, organisasi antar pemerintah, masyarakat adat, peneliti, dan pembuat kebijakan.

Sementara itu dalam pemaparannya tentang dampak pandemi Covid-19 dalam dunia kerja, Dosen Psikologi UAD, Kandidat Doktor Griffith University, Arini Widyowati, S.Psi., M.Psi, Psikolog. menyoroti masalah tantangan kerja dan karir terkait dengan kesejahteraan karyawan karena wabah penyakit dan pandemi.

"Individu, organisasi, dan pemerintah harus melakukan perubahan dan merumuskan kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis dan kinerja kerja di masa adaptasi kebiasaan baru. Agar terbentuk kehidupan kerja yang bisa mendorong produktivitas di masa pandemi Covid-19 ini," ungkap Arini Widyowati.

Webinar mengundang 11 narasumber yang ahli dan kompeten di bidangnya, antara lain
Antropolog dan Mantan Komisaris Komisi Konstitusi Filipina Prof. Ponciano Bennagen,
Dekan College of Arts and Sciences (CAS) Dr. Leornardo R. Estacio 
Professor Departemen Sejarah Ateneo de Manila, Philippines Dr. Francis Gealogo, 
Pakar Vaksinologi University Witwatersrand, South Africa Prof. Shabir A. Madha,
Profesor Sejarah Kesehatan Masyarakat di Departemen Sejarah Filologi Masa Kolonial, Universitas Pajajaran, Bandung, Indonesia Dr. Gani Ahmad Jaelani, DEA.
Presiden dari Konsorsium Wilayah dan Wilayah Masyarakat Masyarakat Adat Filipina (Konsorsium ICCA Filipina) atau Bukluran Para sa Pangangalaga ng Kalikasan Ng Pilipinas (BUKLURAN Inc.) Giovanni Reyes,
Wakil Wali Kota Yogyakarta Drs. Heroe Poerwadi, M.A.,
Departemen Investigasi Forensik SIFS India Dr. Ranjeet Singh,
Lembaga Penelitian Ilmu Pengetahuan Alam University of the Philippines Diliman Dr. Maria Corazon de Ungria,
Dosen Psikologi UAD, Kandidat Doktor Griffith University, Arini Widyowati, S.Psi., M.Psi, Psikolog,
University of the Philippines Manila Dr. Ma. Teresa G. De Guzman.

(Subiyantoro)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment