News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Kawulo Ngayogyakarta Serukan Persatuan Dan Tolak Aksi Aksi Mobilisasi Di Tengah Covid

Kawulo Ngayogyakarta Serukan Persatuan Dan Tolak Aksi Aksi Mobilisasi Di Tengah Covid

 Kawulo Ngayogyakarta Peduli Bangsa aksi damai
di kawasan Titik 0 KM Yogyakarta, Kamis (3/12)


WARTAJOGJA.ID : Sejumlah ormas yang tergabung dalam komunitas Kawulo Ngayogyakarta Peduli Bangsa menggelar aksi damai di kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta, Kamis (3/12/2020).

Aksi tersebut dilatarbelakangi oleh kondisi sosial politik di sejumlah daerah yang belakangan dinilai mengarah kepada perpecahan.

Dalam aksinya, massa menuntut pemerintah untuk fokus dalam mengawal penerapan protokol kesehatan dan bertindak tegas terhadap oknum-oknum yang melanggar aturan.

Aparat juga diminta untuk mampu mengawal proses pencegahan dan memutus mata rantai penyebaran COVID-19.

"Elit-elit kami harap bisa menahan diri dan tidak membuat kerumunan dalam jumlah banyak," jelas Waljito, seorang perwakilan peserta aksi.

Aksi tersebut dimulai dengan parade pawai budaya dari depan gedung Bank Indonesia DIY.

Massa dengan mengunakan pakaian khas bergodo dan seragam masing-masing ormas berjalan sambil membunyikan alat musik tradisional ke kawasan Titik Nol Kilometer.

Waljito menyatakan, di tengah suasana pandemi COVID-19 seperti sekarang, semua pihak mestinya mampu menahan diri untuk bersama-sama menjaga agar penyebaran COVID-19 tidak kian meluas.

Untuk itu, berbagai acara yang tidak perlu dan menimbulkan keramaian mestinya ditunda.

"Mobilisasi massa dalam jumlah banyak itu sangat membahayakan. Semoga berbagai kelompok bisa menahan diri dan menjaga persatuan dan kesatuan, karena negara ini sedang dalam posisi bencana," imbuhnya.

Dengan mengusung berbagai poster dan tuntutan, massa kurang lebih selama setengah jam berdemonstrasi dan menyatakan pendapatnya.


Kawulo Ngayogyakarta Peduli Bangsa aksi damai 
di kawasan Titik 0 KM Yogyakarta, Kamis (3/12)


Ada sejumlah pernyataan sikap yang disyaratkan dalam kesempatan itu, diantaranya mendesak semua pihak untuk mematuhi protokol kesehatan, menjaga kesatuan dan persatuan bangsa, serta tidak menimbulkan keramaian dan mobilisasi massa dalam jumlah banyak

Aksi tersebut menerapkan protokol kesehatan yang ketat dengan jaga jarak dan memakai masker. Selain itu, aksi selesai setelah orasi dan pembacaan pernyataan sikap agar tak menimbulkan kerumunan.

Waljito  mengatakan saat masyarakat sedang mengalami pandemi Covid-19, ada upaya kelompok-kelompok tertentu yang ingin memaksakan kehendak untuk memobilisasi massa.

"Bisa mengancam program Pemerintah dan cita-cita kita bersama untuk memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 yang jelas-jelas menjadi bencana yang merugikan bangsa Indonesia," jelasnya.

Selain itu, menurutnya masih ada kelompok-kelompok tertentu yang ingin mengadu domba persatuan dan kesatuan bangsa dengan narasi-narasi yang provokatif dan bahasa-bahasa yang menghujat.

“Tidak pantas untuk kita dengar di Jogja sebagai Kota berbudaya dan beradab," imbuhnya.


Kawulo Ngayogyakarta Peduli Bangsa aksi damai 
di kawasan Titik 0 KM Yogyakarta, Kamis (3/12)



Ia mengatakan pihaknya bersama warga Yogyakarta pantas melawan kelompok-kelompok itu dengan gerakan-gerakan moral sehingga masyarakat luas akan paham bahwa Yogyakarta itu, Kota Budaya, Kota Beradap, dan Kota Pendidikan.

"Mari kita rapatkan barisan, Jogja itu harus kita jaga sebagai kota yang aman, tenteram, beradab, dan berbudaya," ujarnya.

Mbah Joyo, penasehat Kawula Ngayogyakarta Peduli Bangsa mengatakan aksi yang dilakukan di Titik Nol Yogyakarta untuk menyikapi kondisi politik terkini yang terjadi. "Pandemi Corona di Indonesia tidak akan hilang kalau masyarakat Indonesia tidak menyadari berbahayanya virus Corona itu," katanya.

Saat ini, di berbagai daerah, lanjut Mbah Joyo, virus Corona mulai mewabah lagi karena ada beberapa golongan yang sengaja memaksakan kehendak dan mengumpulkan massa. "Itu berpotensi tinggi menyebarkan virus Corona," tandasnya.

"Kami di sini, masyarakat Jogja telah memiliki etika, budaya, dan akhlak yang sangat mulia tidak perlu lagi direvolusi akhlaknya. Kalaupun ada yang mau merevolusi akhlak kami di sini, setidaknya mereka harus memiliki ahklak yang lebih mulia dari kami," imbuhnya.

Untuk itu, Kawula Ngayogyakarta Peduli Bangsa menolak revolusi akhlak dari luar. "Kami punya akhlak sudah baik di Yogyakarta. Kita menolak rongrongan yang datang ke Yogyakarta, apapun bentuk radikalisasi di Yogyakarta," tegas Mbah Joyo.

(Arifin)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment