News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Aktivitas Menurun, Mengapa Status Merapi Masih Siaga?

Aktivitas Menurun, Mengapa Status Merapi Masih Siaga?



Gunung Merapi (ist)



WARTAJOGJA.ID : Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat adanya penurunan aktivitas Gunung Merapi dalam periode pemantauan terakhir 3-17 Desember 2020. 

Salah satu indikator yang menunjukkan penurunan aktivitas Gunung Merapi itu dari tinjauan seismisitasnya. 

“Data pemantauan seismik dan deformasi secara mingguan menunjukkan penurunan aktivitas, namun secara umum fluktuatif aktivitas itu masih tergolong tinggi,” ujar Kepala BPPTKG Hanik Humaida Jumat 18 Desember 2020.

BPPTKG merinci pada periode 27 November -3 Desember misalnya jumlah gempa vulkanik dangkal (VTB) Merapi terpantau sebanyak 236, dengan fase banyak (MP) sebanyak 2.128 dan deformasi (EDM) 74 cm. 

Lalu periode sepekan kemudian, 4-10 Desember, VTB Merapi turun menjadi 232, dengan MP 1.684, dan EDM juga turun menjadi 62 cm.  Aktivitas itu pun semakin turun lagi pada periode 11-17 Desember dengan catatan VTB 217, MP 1621 dan EDM 22 cm (empat hari). 

“Deformasi itu rata-rata penurunannya dari 12 cm menjadi 9 cm,” ujarnya. Pemendekan deformasi itu, ujar Hanik, diprediksi karena beberapa hal seperti turunnya energi magma untuk menuju permukaan karena posisinya yang sudah semakin dangkal lagi. 

“Tapi bukan berarti magma itu berhenti perjalananya ke permukaan, ini berdasarkan salah satunya dari deformasi yang masih berlangsung,” ujar Hanik. 
Atas dasar itulah pertimbangan penurunan status Merapi dari Siaga kembali ke Waspada belum akan dilakukan.

Sebab BPPTKG juga mencatat, untuk data deformasi, hingga pertengahan Desember ini memang belum tampak munculnya material baru atau kubah lava baru di Merapi. Hal itu teramati dari kawasan Tunggularum, bagian barat daya Merapi.

Hanya saja, morfologi kawah dinding Merapi memang terus mengalami perubahan akibat proses guguran atau runtuhan sisa kubah lava lama yang masih terjadi. 

“Dari pengamatan sisi barat laut hingga barat daya, memang sepertinya belum menunjukkan perubahan morfologi signifikan di dalam kawah Merapi,” ujarnya. 

Namun secara lebih mendalam, dari hasil pengamatan via satelit pada 14 Desember 2020 lalu, perubahan morfologi Merapi tampak lebih jelas.
Perubahan itu antara lain seperti terjadinya pengangkatan permukaan kawah, rekahan di tebing dan dinding kawah makin melebar, dan perubahan morfologi karena intensnya guguran. 

BPPTKG mencatat saat ini guguran lava dominan ke arah Kali Senowo, Kali Lamat, dan Kali Gendol dengan jarak maksimal jangkauan tiga kilometer yakni Kali Lamat.

Dari data reformasi dan perubahan morfologi itu, wilayah yang masih berada dalam ancaman bahaya erupsi adalah barat-barat laut. 

Dari monitoring perkembangan aktivitas Gunung Merapi terhitung sejak 11-17 Desember 2020, secara visual, cuaca di sekitar Gunung Merapi secara umum terpantau cerah pada pagi hari, sedangkan siang hingga malam hari berkabut.

Asap berwarna putih terpantau dengan intensitas ketebalan tipis hingga tebal dan bertekanan lemah. Tinggi asap maksimum 150 meter teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Ngepos pada tanggal 15 Desember 2020 pukul 07.45 WIB.

Selanjutnya, guguran teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan dengan jarak luncur maksimal sejauh 1,5 kilometer ke arah hulu Kali Senowo di sektor barat laut pada tanggal 14 Desember pukul 08.42 WIB.

Berdasarkan hasil analisis morfologi area puncak yang diambil menggunakan kamera foto dari sektor barat daya tanggal 15 Desember terhadap tanggal 11 Desember 2020 menunjukkan adanya sedikit perubahan morfologi area puncak karena aktivitas guguran.

Kemudian dari data drone tanggal 14 Desember 2020 tidak teramati adanya material baru atau kubah lava baru.

Adapun lebih lanjut mengenai pantauan hujan lahar, BPPTKG mencatat pada minggu ini terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi sebesar 44 mm/jam selama 70 menit di Pos Kaliurang pada tanggal 11 Desember 2020. Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi. (Sam)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment