News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Wujudkan Sekolah Musik Murah untuk Anak, Dosen UPNVY Bantu Kembangkan Sanggar Musik

Wujudkan Sekolah Musik Murah untuk Anak, Dosen UPNVY Bantu Kembangkan Sanggar Musik

Dosen Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta gelar pengabdian masyarakat dorong pengembangan sanggar musik Serenade Jogja 


WARTAJOGJA.ID : Untuk mewujudkan kesempatan belajar bermain musik dengan biaya yang terjangkau bagi anak-anak, Dosen Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta (UPNVY) yang tergabung dalam tim program pengabdian kepada masyarakat, mendorong pengembangan sanggar musik Serenade Jogja yang sudah berstandar internasional.

Berdiri sejak tahun 2013 di Krajan, Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Serenade Jogja memfokuskan diri pada pembelajaran biola untuk anak-anak usia SD hingga SMP. Seiring dengan kebutuhan anak-anak akan musik, materi pembelajaran akhirnya juga bertambah ke piano, cello, vocal, dan gitar.

Hari Kusuma Satria Negara, SE., M.Acc., Ak., CA, dan Dr. Dian Indri Purnamasari, M.Si., Ak., CA mengidentifikasikan beberapa permasalahan di Serenade Jogja. Pertama, diperlukan standar yang baku dengan merumuskan standar operasional prosedur (SOP) untuk belajar musik lewat media daring. Perlu melihat berbagai referensi nasional dan internasional untuk dikolaborasikan, guna menemukan pendekatan yang tepat.

Masalah kedua, pembelajaran musik melalui daring memerlukan ketersediaan alat yang memadai beserta lokasi dan perangkat yang digunakan untuk membuat semua mampu diikuti secara daring.

"Tim pengabdian akan membantu mapping kebutuhan secara sistem, perangkat keras dan perangkat lunak yang memadai secara minimal yang memadai," ujar Hari Kusuma, melalui keterangan tertulis, Kamis (22/10/2020).

Masalah ketiga, pembelajaran lebih profesional dan melalui daring jelas membutuhkan fasilitas pendukung untuk pembelajaran dan pendokumentasian video seperti digital piano, amply keyboard, dan microphone recording.



"Tim pengabdian akan membantu mencoba menganalisis kebutuhan tersebut dan menyediakan sesuai dengan ketersediaan dana," ungkap Hari Kusuma.

Hari Kusuma menuturkan, Serenade Jogja memiliki visi mewujudkan generesi muda yang kreatif dan humanis. Dan misi menjadi inspirator budaya bagi kalangan muda dan anak-anak.

Serenade Jogja menggunakan metode pembelajaran klasik dan berstandar Associated Board of the Royal School of Music (ABRSM). Dengan standar yang demikian, diharapkan para siswanya dapat berkembang secara maksimal.

"Sejak pandemi Covid-19, kegiatan belajar mengajar di sanggar harus berhenti sementara. Serenade Jogja memutuskan untuk off dulu agar mengurangi resiko penularan," terang Hari Kusuma.

Meski demikian, para guru berpikir keras bagaimana caranya agar anak-anak tetap berlatih di rumah. Bukan dengan belajar online atau daring, melainkan dengan membuat video kolaborasi.

"Materi lagu dikirimkan via whatsapp dalam bentuk pdf. Anak-anak kemudian diminta merekam berdasarkan iringan yang sudah dibuat. Beberapa lagu akhirnya sudah terwujud. Banyak orang tua mengatakan metode ini ternyata sangat bermanfaat," jelas Hari Kusuma.

Selain itu, Serenade Jogja adalah juga sebuah komunitas musik, ensemble dan orchestra, yang melibatkan anak-anak. Dengan adanya komunitas atau kelompok musik ini diharapkan mampu memberikan pengalaman bermain bersama, saling mendengarkan, saling mengapresiasi, dan memperoleh warna musik yang lebih lengkap.

Musik adalah kebutuhan bagi banyak orang. Baik yang ingin belajar tentang musik, bisa bermain musik, ataupun sekedar pendengar.

Bagi yang ingin belajar bermain musik, faktanya tidak semua anak berkesempatan belajar pada lembaga musik dengan afisiasi brand nasional ataupun internasional dengan biaya yang terjangkau.

Ketika kesempatan itu tidak dapat dinikmati banyak anak, kemunculan komunitas dalam bentuk sanggar musik, baik secara formal maupun informal, tentunya menjadi sebuah harapan belajar musik dengan biaya yang terjangkau.

Sebuah komunitas pasti diawali dengan sesuatu yang informal. Dari rasa peduli dengan kesempatan bermusik bagi semua kalangan. Ada kesatuan beberapa pihak yang kemudian tergerak untuk membuat komunitas berupa sanggar musik.

Diawali tentunya dengan alat musik yang mereka kuasai sehingga mereka sendiri akan lebih mudah menyalurkan bakat dan idealisme dalam mengajarkan musik kepada anak-anak yang ingin belajar musik. (Rio Ardian)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment