News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Gerilya Danang Wicaksana Sulistya- Agus Choliq Kuasai Suara Bumi Sembada

Gerilya Danang Wicaksana Sulistya- Agus Choliq Kuasai Suara Bumi Sembada

Pasangan DWS - ACH Sowan ke
Pondok Tegalrejo, Gus Yusuf (ist) 

WARTAJOGJA.ID: Pertarungan pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020 di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta ini mungkin menjadi pertarungan paling sengit dalam sejarah pilkada di daerah berjargon Sembada itu kurun dua periode terakhir.

Musababnya, dalam pilkada Sleman ini muncul satu kekuatan baru yang menjadi representasi kuat kelompok basis Nahdlatul Ulama atau NU yang diwakili Raden Agus Choliq (ACH).  

Agus Choliq yang juga Ketua DPC PKB Sleman merupakan calon wakil bupati dari pasangannya, calon bupati Danang Wicaksana Sulistya (DWS) yang merupakan Ketua DPP Partai Gerindra Bidang Informasi Strategis. Selain didukung Gerindra dan PKB, ada juga PPP sehingga total dukungan parlemen Sleman ke pasangan ini ada 15 kursi.

 “Perhitungan sampai hari ini, kami masih optimis bisa meraup 325 ribu suara pada pilkada 9 Desember 2020 nanti, walau untuk menang sebenarnya cukup 250 ribu suara,” ujar Agus Choliq alias ACH Jumat 23 Oktober 2020.

Agus merinci, meskipun bukan orang yang memiliki struktur dalam kepengurusan NU di tingkat daerah maupun pusat, namun ia telah mendapat restu dari PKB dalam pilkada 2020.

Agus menuturkan, dalam pilkada kali ini, kekuatan NU tidak terpecah seperti dua pilkada sebelumnya. Namun mayoritas suara diklaim berkumpul pada dirinya khususnya dari pondok pesantren. 

Ada sekitar 111 pondok pesantren di Sleman dan 80persennya berafiliasi ke NU. Agus mengklaim sudah bersilaturahmi untuk meminta dukungan saat pilkada nanti. Ia menghitung, dari kalangan NU itu bisa meraup setidaknya 175 ribu suara. 

“Memang kader NU tidak 100 persen mendukung saya, karena mungkin masih ada ikatan keluarga dengan pasangan calon lainnya. Tapi saya berani berkata bahwa 95 persen suara basis NU akan memilih saya,” ujar pria yang kesehariannya juga mengelola destinasi wisata Puri Mataram di Sleman itu. 

Agus mengaku silaturahmi dengan para kyai di tiap pondok pesantren itu ia lakukan hampir setiap hari walaupun di masa pandemi Covid-19. Dari situlah keyakinannya muncul makin kuat untuk memenangkan kompetisi pilkada ini.

“Alhamdulilah, para kyai sudah memberikan dukungan kepada kami untuk maju,” ujarnya. 

Agus pun memastikan, ia dan calon bupati DWS pasangannya bukanlah pasangan penggembira atau yang disiapkan untuk memecah suara dua pasangan lain yang bertarung di Sleman. Anggapan ini sempat muncul karena menurutnya dihembuskan orang-orang yang ingin menggembosi kekuatan mereka.

Dari Danang Wicaksana Sulistya atau DWS, Agus menuturkan dari perhitungan tim nya setidaknya masih bisa menghimpun 150 ribu suara dari kekuatan milenial-khususnya kalangan suporter sepakbola di Sleman. Tak hanya itu, suara Danang juga akan dihimpun dari barisan relawan beranggotakan anak muda yang dinamai Bolo DheWe's. 

Terkait dengan kecilnya kursi parlemen Sleman untuk partai koalisi pendukungnya, Agus meyakini representasi parlemen itu tak bisa jadi patokan. 

“Masyarakat untuk urusan pemilihan kepala daerah ini akan bersikap berbeda dibanding ketika mereka memilih anggota dewan. Tunggu saja kejutannya 9 Desember (waktu pencoblosan) nanti,” ujar Agus.

Dalam pilkada 2020 ini, pasangan DWS-ACH, oleh Sekretaris DPD Partai Gerindra DIY Dharma Setiawan, disebut akan melawan ‘gajah-gajah’- sebutan untuk para senior dan petahana Sleman yang sudah malang melintang di pilkada periode 2010 maupun 2015 lalu. 

“Tapi tidak ada yang tidak mungkin, kami berkaca dari Pilkada Bantul 2015 lalu saat pasangan Suharsono-Abdul Halim Muslih berhasil mengalahkan petahana yang dianggap sangat kuat saat itu,” ujar Dharma. 

Pilkada Bantul 2015 silam, Gerindra berkoalisi dengan PKB mengusung Suharsono – Abdul Halim Muslih untuk melawan kekuasaan PDI Perjuangan yang lama menguasai kepala daerah di Bantul sejak era Idham Samawi yang kemudian berlanjut ke istrinya Sri Suryawidati alias Idha Samawi yang berpasangan dengan Misbakhul Munir. 

Namun secara mengejutkan, sebelum Idha Samawi lanjut ke periode kedua, Suharsono-Abdul Halim menumbangkan petahana itu secara telak dengan perolehan suara mencapai 55 persen.

Dharma membeberkan istilah gajah-gajah Sleman itu memang bukan hiperbolik belaka. Sebab pasangan DWS-ACH –yang notabene belum pernah punya pengalaman sebagai kepala daerah- harus menghadapi dua lawan berat. 

Pertama melawan istri Bupati Sleman dua periode Sri Purnomo, Kustini Sri Purnomo yang pilkada ini menggandeng kader PDI Perjuangan yang juga anggota DPRD Sleman, Danang Maharsa. 

Pasangan Kustini-Danang ini diusung duet penguasa kursi parlemen Sleman, PDI Perjuangan dan Partai Amanat Nasional (PAN). Kedua partai itu di periode 2019-2024 ini memiliki total 21 kursi dari total 50 kursi parlemen Sleman. Tak hanya diusung PDIP-PAN, Kustini-Danang juga mendapat dukungan dua partai non parlemen yakni Partai Demokrat dan Partai Gelora.

Lawan berat kedua DWS-ACH, adalah pasangan petahana calon bupati Sri Muslimatun yang saat ini tercatat sebagai wakil bupati Sleman yang berpasangan dengan calon wakil bupati Amin Purnama. Pasangan ini diusung tiga partai yakni Nasdem, Golkar dan PKS.

(Cak/Rls) 


Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment