News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

PT.LIB : Kami Tak Paksakan Liga 1 Berlanjut Jika ...

PT.LIB : Kami Tak Paksakan Liga 1 Berlanjut Jika ...

 


WARTAJOGJA.ID : Desakan sejumlah pihak agar pelaksanaan Liga 1 2020 lanjutan yang dijadwalkan 1 Oktober diundur kian kencang menyusul makin tingginya penularan kasus Covid-19.

Terbaru, Indonesia Police Watch (IPW) meminta Raja Keraton yang juga Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X bertindak tegas dengan melarang laga pembuka lanjutan Liga 1 Indonesia 2020 yang mempertemukan PSS Sleman vs Persik Kediri di Stadion Maguwoharjo Yogya 1 Oktober 2020 nanti.

Alasan IPW, kedatangan pemain dari berbagai klub dan suporternya yang tersebar di berbagai daerah itu sangat berpotensi menjadikan Yogyakarta sebagai klaster baru Covid-19.

Menanggapi soal ramainya kembali desakan mengundur Liga 1 2020 lanjutan itu, Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) Akhmad Hadian Lukita angkat bicara.

"Memang kami bertemu dengan pemerintah, pejabat dan aparat daerah itu secara intens terakhir dua bulan yang lalu (Juli). Setelah ini pun kami akan bertemu kembali berbagai pihak itu, karena menyangkut perkembangan terakhir, apakah (liga lanjutan) ini bisa diteruskan atau tidak," ujar Lukita dalam Webinar 'Sepakbola Di Masa Pandemi' yang digelar PSS Sleman bersama Jurnalis Olahraga Yogyakarta (JOY) Sabtu 26 September 2020.

Lukita pun mengatakan, sejauh ini pihaknya sudah mendapat titik terang bahwa Liga 1 2020 lanjutan itu tetap sesuai jadwal.



"Insyaallah sudah ada titik terang, kami tetap jalan terus (sesuai jadwal 1 Oktober 2020) walau kondisi berat di tengah pandemi," ujar Lukita.


Lukita mengatakan pemerintah baik pejabat dan aparatur di daerah sejauh ini juga telah berkomitmen menjaga agar pelaksanaan laga lanjutan itu benar benar dijaga ketat agar tak menunculkan klaster penularan baru Covid-19.


Oleh sebab itu, ujar Lukita, berbagai regulasi terkait penegakan protokol Covid-19 yang sudah disusun detil akan dipantau secara maksimal. Khususnya terkait potensi kerumunan.


"Kalau yang terburuk keputusannya memang laga lanjutan ini harus diundur lagi, kami akan patuh. Kami tidak akan memaksa atau berusaha memperjuangkan jika kondisi (perkembangan kasus Covid-19) semakin berat," ujar Lukita.


Lukita menuturkan di tengah situasi Covid-19 ini pun pihaknya juga semakin aware, semakin waspada, dan semakin hati-hati sekali dalam pelaksanaan lanjutan Liga 1 2020 ini. Pihak PT. LIB pun sangat mengharapkan para manajemen klub juga bisa bekerjasama menjaga situasi agar saat pelaksanaan laga tidak ada protokol kesehatan yang dilanggar.


"Saya juga termasuk yang sangat khawatir. Khawatir ada yang terpapar virus, jadi kita memang antisipasi dengan manajemen resiko paling ketat," ujarnya.


Salah satu aturan yang diberlakukan dalam lanjutan Liga 1 2020 ini adalah tak adanya unsur penonton dan suporter. Lukita mengatakan pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan pemerintah dan aparatur daerah serta klub agar tidak ada yang mengadakan acara nonton bareng.


"Menonton pertandingan bola di rumah sendiri melalui layar televisi di masa seperti ini adalah hal terbaik. Kita tetap bisa mendapat hiburan tanpa harus beresiko tertular Covid-19," ujarnya.


Lukita pun menambahkan pihaknya sudah melakukan simulasi sekaligus penelitian terkait penyelenggaraan event dalam protokol kesehatan hingga akhirnya memutuskan berani melanjutkan liga.


PT. LIB juga telah melakukan riset serta studi ke liga-liga luar negeri dan juga sekaligus satgas Covid-19.


"Untuk protokol kesehatan, semua tim juga wajib uji rapid dan swab yang dilakukan di bawah LIB sebelum pertandingan agar terkontrol dengan jelas. Tim juga wajib menyediakan fasilitas isolasi dan berbagai hal lain yang terkait protokol kesehatan,” ujarnya.


Yusuf Kurniawan, pengamat sepakbola nasional yang menjadi pembicara dalam webinar itu mengatakan di masa pandemi seluruh kegiatan baik di lapangan maupun luar lapangan memang harus berubah. Model bisnis offline misalnya harus dikreativitaskan berubah ke daring untuk menyesuaikan diri dengan kebiasaan yang baru akibat konsekuensi pandemi.


"Untuk urusan perubahan bisnis di masa pandemi ini, saya melihat baru Bali United yang paling siap dan kemudian diikuti tim lain seperti PSS Sleman yang punya pro player e-sport Rizky Faidan," ujarnya.

Adapun Sigit Wahyu dari Carfix menuturkan di masa pandemi seperti ini, pihak sponsor pun mau tak mau menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi sehingga kerjasama dengan klub bisa terus berjalan.

Misalnya saja space promosi yang tadinya ada booth di stadion, sekarang berubah total ke media sosial media atau video-video saat latihan tim.

"Dari pihak sponsor juga musti punya kreativitas untuk menyesuaikan diri,” ungkapnya (Cak/Rs)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment