News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Polda Jateng Ajak Kreator Bikin Konten Edukasi Keselamatan Berkendara di Youtube

Polda Jateng Ajak Kreator Bikin Konten Edukasi Keselamatan Berkendara di Youtube




Direktur Lalu Lintas Polda Jateng, Kombes Pol Arman Achdiat SIK 


WARTAJOGJA.ID : Walau saat ini platform Youtube tengah populer dan digandrungi generasi muda juga tua, namun masih sangatlah minim konten yang menyajikan edukasi serta tips berkendara yang aman di jalanan.

Dirlantas Polda Jateng pun berharap platform Youtube yang kerap dijadikan rujukan referensi masyarakat itu juga mendorong munculnya kreasi konten-konten baru yang menginspirasi demi terwujudnya lalu lintas yang aman, selamat, tertib dan lancar yang diharapkan semua pihak.

“Saya tantang para konten kreator yang ada untuk membuat konten yang bisa mengedukasi bagaimana berkendara yang aman bagi diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Juga kepada klub-klub motor yang ada, ayo kita bagikan pengalaman tentang keselamatan berkendara kepada masyarakat,” ujar Direktur Lalu Lintas Polda Jateng, Kombes Pol Arman Achdiat SIK MSi, Jumat (3/7/2020). 

Ditanya kenapa tidak dibuat lomba untuk pembuatan konten youtube bertema pengetahuan dan etika berlalu lintas, Arman mengatakan ingin memilih yang lebih cair dan tidak formal dulu supaya partisipasi masyarakat bisa maksimal. 

Yang pasti, tambah dia, Ditlantas Polda Jateng tetap akan mengapresiasi konten edukasi yang ada dengan bentuk yang relevan. 

“Kami akan berikan apresiasi yang menariklah. Soal itu tidak usah khawatir. Pokoknya ada aja,” tuturnya setengah berkelakar.

Arman meminta para kreator yang sudah punya konten mengenai pengetahuan dan etika berlalu lintas untuk mengirim linknya ke Ditlantas Polda Jateng. 

Arman melihat, saat ini materi pembelajaran tentang keamanan berkendara masih sangat terbatas. Pendidikan singkat seperti kursus pun baru ada untuk mengemudi mobil. Nyaris tidak ada lembaga pendidikan kursus untuk pengendara sepeda motor. 

Padahal keduanya sama-sama kendaraan bermotor, bahkan sepeda motor populasinya lebih banyak dari mobil. “Kelihatannya sepele, tapi ini menyangkut keselamatan di jalan,” tutur dia.

Dia mengungkapkan jumlah pengguna kendaraan bermotor terus naik dari tahun ke tahun. Konsekuensinya, dengan bertambahnya pengguna kendaraan bermotor, pasti diperlukan medium belajar yang lebih beragam baik dari segi isi, cara penyajian maupun mediumnya.

”Ini peluang menarik bagi para konten kreator untuk berperan membagikan pengetahuan berlalu lintas kepada masyarakat,”kata Arman.

Menurut dia, saat ini pengetahuan dan ketrampilan berkendara sebagian besar diperoleh masyarakat secara otodidak. Proses belajar dilakukan dengan mencoba secara langsung secara sendiri maupun dengan bantuan anggota keluarga dan orang lain yang sudah memiliki pengalaman. 

Karena itu, kemampuan dan ketrampilan yang dihasilkan menjadi sangat spesifik. 

Pengalaman dan pengetahuan itu, jika dibagikan secara luas, akan menjadi pengetahuan bersama yang akan makin lengkap dengan adanya respons dan tanggapan dari warga masyarakat lainnya.

Perwira menengah Polri ini berpendapat model pembelajaran interaktif di masyarakat tentang pengetahuan dan etika berkendara bisa membantu mewujudkan lalu lintas yang aman, selamat, tertib dan lancar. 

Arman menyitir model N3 yang dibuat tokoh pendidikan nasional, Ki Hajar Dewantara, sebagai sesuai yang masih relevan. 

“Metode tiga N yaitu Niteni, Nirokake, Nambahi yang dalam bahasa sekarang itu Amati, Tiru dan Modifikasi  pembelajaran yang  di Taman Siswa yang masih relevan dipakai,”kata dia.

Sebenarnya secara rutin polisi juga sudah punya program edukasi pengetahuan dan etika berlalu lintas ke sekolah-sekolah dan komunitas, bahkan ada juga program untuk anak-anak PAUD dan Taman Kanak-Kanak. 

Namun Arman berpendapat model pembelajaran yang sifatnya mandiri tetap diperlukan, sehingga konten-konten edukasi tentang pengetahuan  dan etika berlalu lintas menjadi sangat diperlukan.

Pengetahuan berlalu lintas, menurut perwira lulusan Akpol 1992 ini, bukan hanya paham rambu-rambu lalu lintas, tapi juga bagaimana memahami peta jalan, ketrampilan menggunakan kendaran, kemampuan mengendalikan kendaraan bermotor, sampai soal psikologi berkendara. 

“Pengetahuan kan berkembang terus, lha ini yang perlu diantisipasi secara cepat. Dalam konteks sekarang, edukasi melalui media sosial seperti youtube kita lihat cukup efektif terutama untuk kaum milenial,” ungkapnya. (Rls/Adv)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment