200 Ribu Mahasiswa Kembali, Yogya Minta Kampus Bantu Cegah Covid
WARTAJOGJA.ID : Pemerintah Kota Yogyakarta menyebut ada sekitar 200 ribu mahasiswa luar daerah yang diperkirakan akan kembali beraktivitas di Kota Yogya saat kegiatan perkuliahan dimulai kembali sekitar Juli mendatang.
Wakil Walikota Yogya Heroe Poerwadi mengatakan dengan kembali dibukanya perkuliahan itu dibutuhkan protokol baru, termasuk saat mahasiswa itu mulai berdatangan kembali ke Yogyakarta.
“Ada sekitar 200.000 mahasiswa luar daerah di Kota Yogyakarta. Jika kuliah sudah dimulai kembali, dibutuhkan protokol baru termasuk saat mahasiswa itu datang ke Yogyakarta,” kata Heroe 31 Mei 2020.
Dengan keadaan tersebut, Heroe menyebut, protokol baru seharusnya tidak hanya dilakukan oleh daerah secara terpisah. Melainkan harus dilakukan secara nasional agar ada kebijakan terpusat.
Pihaknya juga berharap, seluruh perguruan tinggi di Kota Yogyakarta dapat memberikan fasilitas berupa tempat karanatina atau isolasi bagi mahasiswa yang baru datang dari luar daerah. Sehingga nantinya seluruh kegiatan perkuliahan bisa dilakukan secara aman.
Heroe menambahkan, mahasiswa yang baru datang dari luar daerah juga diminta melapor ke RT/RW dan dilakukan pelacakan riwayat kontak.
Menurutnya, protokol baru menjadi salah satu opsi menuju tatanan normal baru, dengan syarat seluruh protokol dilakukan secara ketat dan disiplin.
Seperti yang dilakukan di Kelurahan Tahunan, Kota Yogya. Kelurahan ini memiliki posko pemantauan COVID-19 sebagai salah satu bentuk kontrol kembalinya mahasiswa dari luar daerah, termasuk tamu dari luar daerah.
Di kelurahan ini tercatat 3.148 mahasiswa dari 98 pondokan di wilayah tersebut.
“Pemantauan mahasiswa dari luar daerah sangat penting dilakukan sebagai antisipasi,” kata Heroe.
Bupati Sleman Sri Purnomo menuturkan jelang kembali berlangsungnya perkuliahan, pihaknya sudah mengundang perwakilan dari perguruan tinggi yang tersebar di Sleman.
"Kami sampaikan perkuliahan sekitar Juli, sehingga perlu persiapan. Kami lakukan koordinasi, mahasiswa yang akan kembali dan mahasiswa baru, sebaiknya sudah dilakukan rapid test satu minggu sebelum kembali ke Sleman," ujarnya.
Sleman pun mendorong seandainya mahasiswa luar daerah yang datang ke Yogya belum menjalani rapid test maka perguruan tinggi bisa memfasilitasinya agar mereka juga di tes kesehatan.
"Yag jelas saat mahasiswa itu kembali, jangan sampai ada penolakan, termasuk.ketika mereka kembali ke kos," ujarnya.
(San/Rls)
Post a Comment